Wednesday, 10 July 2019

Antara Kata dan Perbuatan

Antara Kata dan Perbuatan

Tidak disangsikan lagi bahwa adanya perbedaan antara kata dan realita adalah salah satu hal yang sangat berbahaya. Itulah sebab datangnya murka Allah sebagaimana firman-Nya surat Shaff ayat 2 dan 3.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ . كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)

Allah juga mencela perilaku Bani Israil dengan firman-Nya,

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah: 44)

Demikian pula terdapat dalam hadits. Dari Usamah, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan didatangkan seorang pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam neraka. Di dalam neraka orang tersebut berputar-putar sebagaimana keledai berputar mengelilingi mesin penumbuk gandum. Banyak penduduk neraka yang mengelilingi orang tersebut lalu berkata, ‘Wahai Fulan, bukankah engkau dahulu sering memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?’ Orang tersebut menjawab, ‘Sungguh dulu aku sering memerintahkan kebaikan namun aku tidak melaksanakannya. Sebaliknya aku juga melarang kemungkaran tapi aku menerjangnya.'” (HR Bukhari dan Muslim)

Berkaitan dengan para penceramah, dai dan mubaligh bahkan terdapat hadits khusus. Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, “Saat malam Isra’ Mi’raj aku melintasi sekelompok orang yang bibirnya digunting dengan gunting dari api neraka.” “siapakah mereka”, tanyaku kepada Jibril. Jibril mengatakan, “mereka adalah orang-orang yang dulunya menjadi penceramah ketika di dunia. Mereka sering memerintahkan orang lain melakukan kebaikan tapi mereka lupakan diri mereka sendiri padahal mereka membaca firman-firman Allah, tidakkah mereka berpikir?” (HR. Ahmad, Abu Nu’aim dan Abu Ya’la.

Tuesday, 9 July 2019

al-Insaniyyah qabla at-tadayyun

Minggu, 07 Juli 2019

Kemanusiaan Mendahului Sikap Religius

al-Insaniyyah qabla at-tadayyun. Kemanusiaan mendahului sikap religius.  Buku karya Habib Ali al-Jifri. Beliau mengklarifikasi dalam berbagai kesempatan bahwa beliau tidak mengatakan al-Insaniyyah qabla ad-din (kemanusian mendahului agama). Karena bagi beliau tetap agama itu nomor satu. Namun beliau hendak memisahkan antara agama dengan pandangan dan sikap keberagamaan. 

Religion dan religiosity itu dua hal yang terkait tapi tetap harus dibedakan.

Teks agama dalam al-Qur’an dan al-Hadis itu benar dan suci, tapi pandangan dan sikap kita belum tentu benar, apalagi suci. Kegagalan memisahkan ini akan membuat apa yang kita pahami akan kitab suci seolah dianggap sama mutlaknya dengan kebenaran kitab suci. Contoh praktis saja: banyak yang merasa membela Islam, padahal boleh jadi yang dia bela adalah sikap dan pandangannya tentang Islam.

Jadi, jelas yah jangan digoreng dan dipelintir: Habib Ali al-Jifri tetap mengutamakan agama (ad-din).

Nah, apa dalil dari pandangan Habib Ali tentang kemanusiaan didahulukan atas religiositas? Dalam bukunya beliau mengutip penjelasan dari Hadis Nabi Saw. Beliau sampaikan versi ringkasnya. Di bawah ini saya kutip versi lengkapnya.

Musnad Ahmad, Hadis Nomor 16402

‎١٦٤٠٢ - حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي عَمْرٍو السَّيْبَانِيِّ عَنْ أَبِي سَلَّامٍ الدِّمَشْقِيِّ وَعَمْرِو بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُمَا سَمِعَا أَبَا أُمَامَةَ الْبَاهِلِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ حَدِيثِ عَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ السُّلَمِيِّ قَالَ رَغِبْتُ عَنْ آلِهَةِ قَوْمِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ فَسَأَلْتُ عَنْهُ فَوَجَدْتُهُ مُسْتَخْفِيًا بِشَأْنِهِ فَتَلَطَّفْتُ لَهُ حَتَّى دَخَلْتُ عَلَيْهِ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقُلْتُ لَهُ مَا أَنْتَ فَقَالَ نَبِيٌّ فَقُلْتُ وَمَا النَّبِيُّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ فَقُلْتُ وَمَنْ أَرْسَلَكَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قُلْتُ بِمَاذَا أَرْسَلَكَ فَقَالَ بِأَنْ تُوصَلَ الْأَرْحَامُ وَتُحْقَنَ الدِّمَاءُ وَتُؤَمَّنَ السُّبُلُ وَتُكَسَّرَ الْأَوْثَانُ وَيُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا يُشْرَكُ بِهِ شَيْءٌ قُلْتُ نِعْمَ مَا أَرْسَلَكَ بِهِ وَأُشْهِدُكَ أَنِّي قَدْ آمَنْتُ بِكَ وَصَدَّقْتُكَ أَفَأَمْكُثُ مَعَكَ أَمْ مَا تَرَى فَقَالَ قَدْ تَرَى كَرَاهَةَ النَّاسِ لِمَا جِئْتُ بِهِ فَامْكُثْ فِي أَهْلِكَ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِي قَدْ خَرَجْتُ مَخْرَجِي فَأْتِنِي فَذَكَرَ الْحَدِيثَ

16402. Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Ayyasy dari Yahya bin Abu 'Amr As-Syaibani dari Abu Sallam Ad-Dimasyqi dan 'Amr bin Abdullah sesungguhnya keduanya telah mendengar Abu Umamah Al Bahili menceritakan dari hadis 'Amr bin 'Abasah As-Sulami berkata;

"Saya sangat membenci tuhan-tuhan kaumku pada Masa Jahiliyyah, " lalu dia menyebutkan haditsnya. ('Amr bin 'Abasah As-Sulami) berkata; lalu saya bertanya tentang keberadaan nabi, dan saya pun mendapatkan Nabi dalam keadaan menyembunyikan diri dari keramaian orang. Saya berusaha menemuinya dengan cara menyamar hingga saya bisa menemuinya, saya ucapkan salam kepadanya, lalu saya bertanya,

"Apa (status/kedudukan) anda?”Beliau menjawab, "Nabi." 
Saya ('Amr bin 'Abasah) berkata; "Apakah Nabi itu?"
Beliau menjawab, "Rasulullah."

Saya bertanya, "Siapakah yang mengutus kamu?." 
Beliau menjawab, "Allah Azzawajalla." 
 

Saya bertanya, "Dengan apa?" beliau menjawab, "Agar kamu menyambung silaturrahim, melindungi darah, mengamankan jalan, berhala dihancurkan, Allah semata yang disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya sesuatupun."

Saya berkata; "Sangat bagus risalah yang karenanya kau diutus. Saya bersaksi sesungguhnya saya beriman kepadamu, dan saya mempercayaimu, apakah saya harus tinggal bersamamu atau bagaimana pendapatmu?" Maka beliau bersabda: "Kamu telah melihat kebencian orang-orang atas apa yang saya bawa, maka tinggallah di keluargamu. Jika suatu hari nanti kamu mendengarku dan saya telah keluar dari tempat persembunyianku, datangilah saya, " lalu dia menyebutkan hadis secara lengkap.”

Habib Ali menjelaskan bahwa cara Rasulullah menjelaskan risalahnya itu dengan menyebut ketiga hal mendasar dulu.

1. Menyambung Silaturrahim. Ini dimaknai Habib Ali jaminan keamanan masyarakat.
2. Melindungi darah. Ini dimaknai Habib Ali sebagai perlindungan terhadap kehidupan
3. Mengamankan jalan. Ini berarti, menurut Habib Ali, keamanan publik.

Setelah itu barulah Rasul menjawab mengenai religiositas, yaitu menghancurkan berhala (ini bagian amar ma’ruf nahi munkar), dan sikap kukuh bertauhid hanya menyembah Allah (ini masuk wilayah dakwah).

Berdasarkan riwayat, yang menurut Syekh Arnaut statusnya Sahih ini, Habib Ali al-Jifri menyampaikan pesan-pesan kemanusiaannya. Kita pun memahami bahwa semua manusia dijamin keamanan dan kehormatannya, baik di level keluarga-kolega, maupun masyarakat. Setiap orang harus dihormati darahnya, hartanya, keluarganya, status sosialnya. Islam menghendaki setiap orang aman dan nyaman berjalan-jalan di pasar, jalan raya, dan area publik lainnya tanpa khawatir akan dibully, dinistakan, atau diserang kehormatannya maupun terkena tindak kriminal seperti pencopetan, serangan teroris, atau bahkan sekadar sandal hilang di Masjid.

Dengan jaminan sosial, kehidupan dan keamanan publik itu barulah kemudian orang bisa beragama dengan khusyu’ dan aman serta nyaman. Hati yang adem akan membuat sikap keberagamaan kita juga adem.

Dengan kata lain, problem yang kita hadapi dewasa ini bukan soal teks keagamaan, tapi soal kemanusiaan kita yang merasa terancam, tidak aman dan tidak nyaman. Ini menggerus kemanusiaan kita sehingga kita tidak lagi jernih, adil dan beradab dalam memahami teks keagamaan. Pada gilirannya, sikap keberagamaan kita dipengaruhi oleh sehat atau sakitnya kemanusiaan kita. Itu sebabnya Rasulullah menyentuh sisi kemanusiaan kita terlebih dahulu dengan ajaran menyambung silaturrahmi, melindungi darah sesama manusia, dan mengamankan jalan raya.

Pesan Habib Ali dalam bukunya ini cocok dengan penjelasan para Kiai NU seperti Gus Mus, misalnya, yang menekankan dakwah kita itu bertujuan untuk memanusiakan kembali kemanusiaan kita. Sayang, saat ini kita mengalami krisis kemanusiaan dan malah asyik memaki dengan sebutan yang tidak sepantasnya.

Dikutip dari nadirhosen.net

Saturday, 6 July 2019

Tak akan ada ‘bossku’ jika PH tunai janji, kata Najib

Tak akan ada ‘bossku’ jika PH tunai janji, kata Najib

Najib Razak.


KUALA LUMPUR: Fenomena “bossku” tidak akan menjadi jika Pakatan Harapan (PH) menunaikan semua janji pilihan rayanya, kata Najib Razak.

Ahli Parlimen Pekan itu berkata fenomena itu menyaksikan rakyat, terutama golongan muda semakin menerima Umno, termasuk dirinya “walaupun tidak ada lesen motosikal”.

“Kenapa pada hari ini kita semakin diterima rakyat? Sebab rakyat sudah rasa tertipu,” katanya kepada para perwakilan di mesyuarat Umno Setiawangsa hari ini.

“Fenomena ‘bossku’ tidak jadilah kalau PH tunaikan janji. Sekarang orang muda kata PH tidak boleh harap, kaki kelentong, tunggu pilihan raya akan datang,” tambahnya.

Najib berkata antara janji yang gagal ditunaikan gabungan pemerintah adalah menurunkan kos sara hidup, menghapuskan tol lebuh raya dan menghapuskan hutang peminjam Perbadanan Tabung Pendidikan Tinggi Nasional (PTPTN).

Beliau juga mengingatkan para perwakilan tentang situasi hutang negara bawah pentadbiran hari ini.

“Dua malam lalu, sejarah tercipta apabila pertama kali hutang cecah RM800 bilion,” katanya.

Beliau berkata kedudukan hutang negara semasa 9 Mei 2018, iaitu pada hari pilihan raya yang menyaksikan kerajaan bertukar tangan, adalah RM686 bilion.

“Peningkatan RM122 bilion dalam tempoh setahun. Siapa yang nak bayar semua ini? Rakyat semua kena tanggung,” katanya.

Najib akui kekalahan pada pilihan raya umum ke-14 merupakan pengalaman pahit buat Umno dan Barisan Nasional, sehingga ada pemimpinnya yang tidak mahu membaca akhbar dan menonton televisyen.

Namun beliau berkata kekalahan itu memberi pengajaran, dan rakyat boleh menilai kerajaan mana lebih baik.

“Tetapi apa jua bentuk mimpi ngeri, kita tidak harus biar menyusuk hati sehingga tidak tahu bagaimana nak bangkit,” katanya.

“Kita perlu mencari jalan, kita harus bangkit dari kekalahan,” tambahnya.

Charges against Riza politically motivated, says Najib

Charges against Riza politically motivated, says Najib

Riza Aziz claimed trial to five counts of money laundering amounting to US$248 million.

PETALING JAYA: Najib Razak said the money laundering charges levelled at his stepson, Riza Aziz, were politically motivated, noting that the US Department of Justice (DoJ) had dropped a forfeiture suit against the Hollywood film producer.

The former prime minister said the DoJ had filed a civil suit against Riza on five counts of money laundering, the same amount Riza was charged with today, on grounds that the funds came from 1MDB.

He said the forfeiture case was later dropped by the DoJ after Riza paid US$60 million to the department, the sum of which was returned to Putrajaya two months ago.

In 2016, the DoJ filed a civil asset forfeiture action against Red Granite, which produced the Oscar-nominated film “Wolf of Wall Street”, as part of broader efforts to recoup more than US$1 billion allegedly embezzled from the scandal-plagued investment arm.

Najib said the DoJ never charged Riza with criminal offences despite him being in the US and a majority of the transactions happened in the US and involved American banks.

“But the Pakatan Harapan government is not satisfied and has charged Riza because of political interest,” he wrote on Facebook.

Earlier today, Riza claimed trial at the Sessions Court to five counts of money laundering amounting to US$248 million (RM1.25 billion).

The son of Rosmah Mansor was said to have committed the offences in the US and Singapore between April 4, 2011 and Nov 14, 2012.

Najib defended Riza’s role as a film producer and said his movies were for the world market.

He said Riza did not get any projects from the Malaysian government.

“But it is up to the PH government to charge anyone they like for any reason. We can only hire a lawyer to fight the case in court and win,” he said.

Mahathir punca parti Melayu banyak, kata Najib

Mahathir punca parti Melayu banyak, kata Najib

Bekas perdana menteri Najib Razak berkata, beliau akan membuat kenyataan rasmi berhubung pelawaan Dr Mahathir supaya parti Melayu menyertai PPBM selepas parti komponen PH memberi komen masing-masing.


KUALA LUMPUR: Dr Mahathir Mohamad merupakan punca menyebabkan banyak parti Melayu muncul, selain bersekongkol dengan parti lain sehingga membawa kepada perpecahan masyarakat itu, kata Najib Razak.

Ahli Parlimen Pekan itu berkata demikian ketika mengulas pelawaan Mahathir supaya parti Melayu menyertai PPBM bagi menyatukan orang Melayu.

“Dia (Mahathir) yang tubuh parti tambahan dan dia bersekongkol dengan pihak lain,” kata Najib, dipercayai merujuk kepada jatuhnya kerajaan kerajaan Barisan Nasional (BN) yang sebelum ini didominasi oleh orang Melayu dalam pilihan raya umum lepas.

Najib berkata demikian ketika ditanya sama ada Mahathir merupakan punca sebenar tertubuhnya lebih banyak parti Melayu dengan menubuhkan PPBM memandangkan Umno telah lama wujud

Bekas perdana menteri itu berkata, beliau akan membuat kenyataan rasmi berhubung pelawaan Mahathir itu selepas rakan komponen Pakatan Harapan (PH) pimpinan beliau memberi respons kepada kenyataan itu.

“Umno adalah parti terbesar, terkuat. Macam manapun, kita fikir elok tunggu dulu komen daripada rakan-rakan dia dalam PH; PKR, Amanah dan DAP. Kita akan komen secara rasmi lepas mereka komen dulu,” katanya ketika ditemui pemberita selepas merasmikan Mesyuarat Perwakilan Umno Bahagian Setiawangsa di sini, hari ini.

Semalam, Mahathir, yang juga pengerusi PPBM mempelawa semua parti politik, termasuk Umno, untuk menyertai partinya dalam usaha menyatupadukan serta memperkasakan kuasa politik orang Melayu.

Beliau berkata, orang Melayu hari ini berpecah kepada 6 parti dan kewujudan banyak parti politik Melayu menyebabkan potensi untuk menang pilihan raya semakin tipis.

“Enam, bukan lagi majoriti 60%, tetapi setiap parti 10% sahaja,” kata Mahathir.

Dalam ucapan perasmiannya itu, Najib juga berkata, Barisan Nasional (BN) dan PAS boleh membentuk kerajaan di Putrajaya jika Parlimen dibubarkan dalam masa terdekat.

Katanya, rakyat sudah muak dengan kerajaan PH yang gagal membawa kebaikan dalam pentadbiran.

“Kalau besok Parlimen dibubarkan, BN dengan kerjasama PAS boleh tubuh kerajaan baru. Inilah antara senjata yang ampuh.

“Inilah perpaduan Melayu-Islam sejati yang akan menentukan masa depan. Kita tidak akan menganiaya rakyat,” katanya, selain menegaskan nasib kaum lain juga tidak akan dinafikan apabila Umno dan PAS bersatu.

In SRC International case, activist files report against prosecution and MACC

In SRC International case, activist files report against prosecution and MACC

Former SRC International director Suboh Md Yassin says the signatures on some documents are not his.

PETALING JAYA: A police report has been lodged seeking an investigation into why documents bearing forged signatures had been presented as evidence at the SRC International trial at which former prime minister Najib Razak faces seven charges.

The activist, A’zlan Muhammad Abu Bakar of the Tuntut movement, said the police report was made because the matter involves the integrity of the prosecution and the MACC.

He said: “The 42nd prosecution witness, a former director of SRC International, Suboh Md Yassin, has openly admitted that banking instructions involving millions of ringgit did not have his signature and instead he believed they had been forged by Nik Faizal Ariff, who is SRC International chief executive.

“The police should also investigate why the prosecution and the MACC did not make a police report about the falsification of signatures in the documents submitted to the bank to transfer the money after the two sides were told by witnesses that the witness signature is forged, ” he said according to the police report.

Azlan told reporters after making the report at police headquarters in Petaling Jaya yesterday that the MACC should investigate to find the mastermind responsible for falsifying documents and find out the real thief in the SRC case.

In the SRC international case, Najib faces seven charges of criminal breach of trust, abuse of power and money laundering involving RM42 million of the company’s funds between Aug 17, 2011, and Feb 10, 2015.

Last week, prosecution witness Suboh said he was never involved in the transfers of money from the company to two subsidiaries. These involved a transfer of RM40 million and RM5 million to Gandingan Mentari Sdn Bhd and RM5 million to Ihsan Perdana Sdn Bhd.


NGO dakwa dokumen bertandatangan palsu digunakan dalam perbicaraan Najib

1.3kShares
 1.3k
 10
 5
Tandatangan bekas pengarah bukan eksekutif SRC International, Suboh Md Yasin dikatakan telah dipalsukan selepas perbandingan dibuat.

PETALING JAYA: Sebuah badan bukan kerajaan membuat laporan polis dengan mendakwa dokumen bertandatangan palsu digunakan dalam perbicaraan Najib Razak berkaitan dana SRC International.

Gerakan Tuntut Malaysia (Tuntut) berkata penggunaan dokumen tersebut, yang dikatakan mengandungi tandatangan palsu bekas pengarah bukan eksekutif syarikat berkenaan, sudah melibatkan integriti pendakwaraya dan Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia.

“Kami percaya siasatan yang tidak lengkap telah dibuat sehingga pengemukaan dokumen bertandatangan palsu digunakan oleh pihak pendakwaraya dalam menyabitkan Najib,” kata pengerusinya, Muhammad A’zlan Abu Bakar dalam laporan yang dilihat FMT.

Pada 1 Julai lepas, peguam Najib, Muhammad Shafee Abdullah mencadangkan tandatangan Suboh Md Yasin pada dokumen bank bagi memindahkan dana SRC telah dipalsukan selepas membuat perbandingan tandatangan menerusi projektor di mahkamah.

Suboh merupakan saksi ke-42 dalam perbicaraan Najib.

A’zlan seterusnya menarik perhatian kepada pengakuan Suboh bahawa tandatangan dalam arahan perbankan melibatkan pemindahan wang jutaan ringgit itu bukanlah tandatangannya, dan tertanya kenapa dokumen itu boleh dihantar ke mahkamah sebagai bahan bukti.

“Keterangan Suboh ini menunjukkan dokumen yang dihantar oleh pihak pendakwaraya di dalam kes mahkamah ini adalah dokumen yang mempunyai tandatangan palsu, dan sengaja dikemukakan bertujuan mengenakan Najib.”

Tuntut membuat laporannya di Ibu Pejabat Polis Petaling Jaya semalam. Ia menggesa polis menyiasat kenapa pendakwaraya dan SPRM tidak membuat laporan polis mengenai pemalsuan tandangan itu.

FMT cuba menghubungi Jabatan Peguam Negara dan SPRM untuk mendapatkan penjelasan.

Umno tells why Malays won’t join PPBM

Umno tells why Malays won’t join PPBM

Umno secretary-general Annuar Musa says personal spats between PPBM leaders are preventing Malays from joining the party.

PETALING JAYA: Umno has scoffed at Dr Mahathir Mohamad’s call for Malay parties to join PPBM, citing several reasons why the community would not entertain such an idea.

The party’s secretary-general, Annuar Musa, said Malays would reject PPBM because the party had divided the community due to personal spats between certain leaders.

The Ketereh MP claimed the Malays also felt cheated by the unfulfilled promises PPBM made in its manifesto in the run-up to the May 9 general election.

Annuar also alleged that PPBM was responsible for encouraging liberal values and erosion of Malay rights by appointing DAP politicians to head important ministries, like finance and information.

Even worse, he said, many viewed PPBM as Mahathir’s personal party and if he was out of the picture, it would be the death knell for the party.

“PPBM is not the answer to the dreams and aspiration of the Malays. It would be better if their members join Umno and PAS,” he said in a Facebook post.

Earlier today, Mahathir, who is also the PPBM chairman, called on Malay parties, including Umno, to join PPBM in efforts to unite the Malays.

Mahathir said he found more and more Malay parties were being formed, which reduced the potential of the Malay parties to win the election.

He also said if the community was split, they would become weak.