Saturday, 25 December 2021

Arti Al-Qayyum dalam Asmaul Husna

Arti Al-Qayyum dalam Asmaul Husna

Kristina 

- detikEdu
Senin, 05 Apr 2021 19:00 WIB


Al Qayyum merupakan satu dari 99 Asmaul Husna. Al Qayyum termasuk dalam nama yang agung dengan arti Maha Berdiri Sendiri. Hal ini mengandung arti bahwa Allah SWT mandiri dan tidak membutuhkan semua makhluk karena Dia yang mengatur segalanya


Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali 'Imran ayat 1-2, yang berbunyi:


الٓمٓ)1( ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ


Arab-latin: alif lām mīm. allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm

Artinya:" Alif laam miin. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya."


Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa Dia yang Maha Hidup lagi Kekal yang mengatur seluruh makhluk-Nya. Keagungannya yang dapat mengurus alam semesta ini menjadikan-Nya mandiri.

Menurut As-Syaikh al Harras, Al Qayyum merupakan bentuk mubalaghah dari kata Qa'im.


Al Qayyum memiliki dua arti. Pertama, Dia berdiri sendiri dan tidak bergantung pada seluruh makhluk. Kedua, Dia yang mengatur makhluknya di seluruh alam ini. Di langit dan di bumi beserta seluruh isinya. Semua makhluk membutuhkan-Nya.
 
Al Qayyum dengan didahului Al Hayyu juga disebutkan dalam ayat kursi yang berbunyi,

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Arab-latin: allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Q.S. Al-Baqarah: 255)

Meneladani kemuliaan Asmaul Husna tentang Al Qayyum ini dapat kita lakukan dengan berdzikir saat pagi dan petang. Dzikir Asmaul Husna memiliki keutamaan diantaranya mendapatkan kententraman batin dan menumbuhkan keimanan serta selalu takut kepada Allah SWT. Semoga kita senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya!

Baca artikel detikedu, "Arti Al-Qayyum dalam Asmaul Husna" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5521139/arti-al-qayyum-dalam-asmaul-husna.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Tuesday, 7 December 2021

Allah memberikan Hikmat kebijaksanaan.

Allah memberikan Hikmat kebijaksanaan. Dan sesiapa yang diberikan hikmat itu maka sesungguhnya ia telah diberikan kebaikan yang banyak. Dan tiadalah yang dapat mengambil pengajaran melainkan orang-orang yang menggunakan akal fikirannya. [Al-Baqarah: 269]

Sunday, 5 December 2021

Sayyidul Istighfar

Berdoa Hdnuxdotcom

Doa Sayyidul Istighfar, Baca Doa ini Kalau Bersungguh Mahu Allah Terima Taubat Kita

Istighfar adalah bacaan untuk memohon keampunan kepada Allah SWT. Umat Islam dianjurkan untuk sering mengucapkan bacaan ini. Sebagai tanda pengakuan atas kelemahan yang dimiliki manusia sekaligus selalu berharap atas ampunan Allah SWT.

Bacaan istighfar yang singkat adalah astaghfirullah. Tapi selain itu ada yang dinamakan Sayyidul istigfar. Inilah the king of istighfar atau secara sederhana dapat diertikan sebagai istighfar yang paling utama. Apakah Anda tahu bacaan sayyidul istighfar ini?

Berikut ini bacaan sayyidul istighfar yang baik untuk sering kamu baca.

للَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Allahumma anta robbii laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbii, faghfirlii fainnahuu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta”

Ertinya: ”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau,Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu dan akan menjalankannya dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau” (HR. Bukhari no. 6306)

Membaca sayyidul istighfar memiliki banyak manfaat. Berikut beberapa di antaranya.

1. Masuk Syurga

Dalam hadis yang merupakan lanjutan dari hadis di atas, Rasulullah bersabda

مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Ertinya: “Barangsiapa mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum waktu petang, maka dia termasuk penghuni syurga. Dan barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum waktu pagi, maka dia termasuk penghuni syurga.”

Ya, syurga dijanjikan bagi orang yang membaca sayyidul istighfar ini baik di siang hari mahupun malam hari.

2. Diampuni Dosa

Istighfar adalah bacaan yang berharap agar kita diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT atas kesalahan dan khilaf yang terjadi. Bacaan ini menandakan betapa kecilnya kita di hadapan Allah. Kita, manusia, adalah tempatnya khilaf dan salah. Dengan membaca istighfar, kita berharap dosa-dosa kita itu diampuni.

3. Bentuk Syukur atas Nikmat Allah

Dalam bacaan sayyidul istighfar tersebut juga terdapat pengakuan atas nikmat yang diberikan Allah SWT pada kita. Membaca istighfar ini juga merupakan bentuk wujud syukur manusia pada Allah ta’ala.

Saturday, 4 December 2021

Bacaan Tahiyat Akhir: Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah.

Bacaan Tahiyat Akhir


التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“At_Tahiyyaatul Mubaarakaatush Shalawaatuth Thoyyibaatulillaah. As_Salaamu’Alaika Ayyuhan Nabiyyu Wa Rahmatullaahi Wabarakaatuh, Assalaamu’Alaina Wa’Alaa Ibaadillaahishaalihiin.

Asyhaduallaa Ilaaha Illallaah, Wa Asyhadu Anna Muhammad Rasuulullaah.

Allaahumma Shalli’Alaa Muhammad, Wa’Alaa Aali Muhammad. Kamaa Shallaita Alaa Ibraahiim Wa Alaa Aali Ibraahiim.

Wabaarik’Alaa Muhammad Wa Alaa Aali Muhammad. Kamaa Baarakta Alaa Ibraahiim Wa Alaa Aali Ibraahiim, Fil’Aalamiina Innaka Hamiidum Majiid.”

Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah.

Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang sholeh.

Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Artinya: Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah. Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang sholeh.

Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Baca Juga: Doa Sebelum Belajar dan Sesudah Belajar di Sekolah Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya Bahasa Indonesia

Ya Allah, limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad.Seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.

limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Engkaulah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam.”.***

Monday, 19 July 2021

Doa Meminta Kesembuhan Penyakit yang Diajarkan Rasulullah SAW

Doa Meminta Kesembuhan Penyakit yang Diajarkan Rasulullah SAW

Doa kedua yang bisa diamalkan yakni:

شَفَى اللهُ سَقَمَكَ، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَعَافَاكَ فِي دِيْنِكَ وَجِسْمِكَ إِلَى مُدَّةِ أَجَلِكَ

Latin: Syafallahu saqomaka, waghofaro dzanbaka wa'aafaaka fii diinika wajismika illa muddatin ajalika.

Artinya: "Wahai (sebut nama orang yang sakit), semoga Allah menyembuhkanmu, mengampuni dosamu, dan mengafiatkanmu dalam hal agama serta fisikmu sepanjang usia,".

Saturday, 26 June 2021

*100 PERINTAH ALLAH PADA MANUSIA YANG TERCATAT DI DALAM QURAN.*

*100 PERINTAH ALLAH PADA MANUSIA YANG TERCATAT DI DALAM QURAN.*    

*1. Jangan berkata kasar.* 
(QS 3 – Ali Imran : 159)

*2. Tahanlah marah.* 
(QS 3 – Ali Imran : 134)

*3. Berbaiklah kepada orang lain.* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 36)

*4. Jangan sombong dan Bongkak.*
(QS 7 – Al A’raaf : 13)

*5. Maafkanlah kesalahan orang lain.* 
(QS 7 – Al A’raaf : 199)

*6. Berbicaralah dengan nada halus dan bersopan.* 
(QS 20 – Thaahaa : 44) 

*7. Rendahkanlah suaramu.* 
(QS 31 - Luqman : 19)

*8. Jangan mengejek orang lain.* 
(QS 49 – Al Hujuraat : 11)

*9. Berbaktilah pada orang tua (ibu bapa).* 
(QS 17 – Al Israa’ : 23)

*10. Jangan mengeluarkan kata yang tidak menghormati orang tua ( ibu bapa).* 
(QS 17 – Al Israa’ : 23)

*11. Jangan memasuki kamar peribadi ibu bapa tanpa izin.* 
(QS 24 – An Nuur : 58)

*12. Catatlah hutang-hutangmu.* 
(QS 2 – Al Baqarah : 282)

*13. Jangan mengikuti orang secara membabi buta.* 
(QS 2 – Al Baqarah : 170)

*14. Berikanlah lanjutan waktu bila orang yang berhutang kepadamu dalam kesempitan.* 
(QS 2 – Al Baqarah : 280)

*15. Jangan makan riba’/membungakan wang* 
(QS 2 – Al Baqarah : l

*16. Jangan melakukan sogok/ raswah* 
(QS 2 – Al Baqarah : 188)

*17. Jangan ingkar atau melanggar janji* 
(QS 2 – Al Baqarah : 177)

*18. Jagalah kepercayaan orang lain kepadamu* 
(QS 2 – Al Baqarah : 283)

*19. Jangan campur adukan kebenaran dengan kebohongan*  
(QS 2 – Al Baqarah : 42)

*20. Berlakulah adil terhadap semua orang* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 58)

*21. Tegakkanlah keadilan dengan tegas* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 135)

*22. Harta yang meninggal atau waris harus dibagikan kepada anggota keluarga ahli waris* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 7)

*23. Wanita memiliki hak waris* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 7)

*24. Jangan memakan harta anak yatim* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 10)

*25. Lindungi anak yatim* 
(QS 2 – Al Baqarah : 220)

*26. Jangan memboroskan harta dengan sewenang-wenang.* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 29)

*27. Damaikanlah orang yang berselisih* 
(QS 49 – Al Hujuraat : 9)

*28. Hindari perasangka buruk* 
(QS 49 – Al Hujuraat : 12)

*29. Mencatat perjanjian hutang piutang* 
(QS 2 – Al Baqarah : 283)

*30. Jangan memfitnah orang* 
(QS 49 – Al Hujuraat : 12)

*31. Gunakan harta untuk kegiatan sosial*(QS 57 – Al Hadid : 7)

*32. Biasakan memberi makan orang miskin* 
(QS 107 – Al Maa’uun : 3)

*33. Bantulah orang fakir yang berada di jalan Allah* 
(QS 2 – Al Baqarah : 273)

*34. Jangan menghabiskan wang untuk bermegah-megah* 
(QS 17 – Al Israa’ : 29)

*35. Jangan menyebut-nyebut tentang sedekahmu* 
(QS 2 – Al Baqarah : 264)

*36. Hormatilah tamu anda* 
(QS 51 – Adz Dzaariyaat : 26)

*37. Perintahkan kebajikan setelah kita melakukannya sendiri* 
(QS 2 – Al Baqarah : 44)

*38. Jangan berbuat kerusakan di muka bumi* 
(QS 2 – Al Baqarah : 60)

*39. Jangan menghalangi orang datang ke masjid* 
(QS 2 – Al Baqarah : 114)

*40. Perangilah mereka yang memerangi mu* 
(QS 2 – Al Baqarah : 190)

*41. Jagalah etika perang* 
(QS 2 – Al Baqarah : 191)

*42. Jangan lari dari peperangan* 
(QS 8 – Al Anfaal : 15)

*43. Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam* 
(QS 2 – Al Baqarah : 256)

*44. Berimanlah kepada para Nabi* 
(QS 2 – Al Baqarah : 285)

*45. Jangan melakukan hubungan suami-istri di saat haid* 
(QS 2 – Al Baqarah : 222)

*46. Susuilah anak-anakmu selama dua tahun penuh* 
(QS 2 – Al  Baqarah : 233)

*47. Jauhilah zina di luar nikah* 
(QS 17 – Al Israa’ : 32)

*48. Pilihlah pemimpin dari yang bertaqwa. Pilihlah pemimpin berdasarkan ilmu dan jasanya* 
(QS 2 – Al Baqarah : 247)

*49. Jangan membebani orang di luar kesanggupannya* 
(QS 2 – Al Baqarah : 286)

*50. Jangan mau dipecah belah* 
(QS 3 – Ali Imran : 103)

*51. Renungkanlah keajaiban dan penciptaan alam semesta* 
(QS 3 – Ali Imran 3 :191)

*52. Lelaki maupun wanita mendapat balasan yang sama sesuai perbuatannya* 
(QS 3 – Ali Imran : 195)

*53. Jangan menikahi mereka yang sedarah denganmu* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 23)

*54. Keluarga harus di-imami oleh seorang lelaki* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 34)

*55. Jangan pelit atau kikir* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 37)

*56. Jangan iri hati* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 54)

*57. Jangan saling membunuh* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 92)

*58. Jangan membela ketidak jujuran atau kebohongan* 
(QS 4 – An Nisaa’ : 105)

*59. Jangan bekerja-sama dalam dosa dan kekerasan* 
(QS 5 – Al Maa-idah : 2)

*60. Bekerja samalah dalam kebenaran* 
(QS 5 – Al Maa-idah : 2)

*61. Mayoritas bukanlah merupakan kriteria kebenaran* 
(QS 6 – Al An’aam : 116)

*62. Berlaku adil* 
(QS 5 – Al Maa-idah:8)

*63. Berikan hukuman untuk setiap kejahatan* 
(QS 5 – Al Maa-idah : 38)

*64. Berjuanglah melawan perbuatan dosa dan melanggar hukum* 
(QS 5 – Al Maa-idah : 63)

*65. Dilarang memakan binatang mati, darah dan daging babi* 
(QS 5 – Al Maa-idah : 3)

*66. Hindari minum racun dan alkohol* 
(QS 5 – Al Maa-idah : 90)

*67. Jangan berjudi* 
(QS 5 – Al Maa-idah : 90)

*68. Jangan menghina keyakinan atau agama orang lain* 
(QS 6 – Al An’aam : 108)

*69. Jangan mengurangi timbangan untuk menipu* 
(QS 6 – Al An’aam : 152)

*70. Makan dan minumlah secukupnya* 
(QS 7 – Al A’raaf : 31)

*71. Kenakanlah pakaian yang bagus di saat sholat* 
(QS 7 – Al A’raaf : 31)

*72. Lindungi dan bantulah mereka yang meminta perlindungan* 
(QS 9 – At Taubah:6)

*73. Jangan melaksanakan sholat dimasjid yang dibangun dengan kedengkian* 
(QS 9 – At Taubah : 108)

*74. Jangan pernah putus asa akan pertolongan Allah* 
(QS 12 – Yusuf : 87)

*75. Allah mengampuni orang yang berbuat dosa karena kebodohan* 
(QS 16 – An Nahl : 119)

*76. Berserulah/ajaklah  kepada jalan Allah dengan cara yang baik dan bijaksana* 
(QS 16 – An Nahl : 125)

*77. Tidak ada seorangpun yang menanggung dosa orang lain* 
(QS 17 – Al Israa’ : 15)

*78. Jangan membunuh anak-anakmu kerana takut akan kemiskinan* 
(QS 17 – Al Israa’ : 31)

*79. Jangan mengikuti sesuatu yang kamu tidak memiliki pengetahuan hukumnya tentang hal itu* 
(QS 17 – Al Israa’ : 36)

*80. Jauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat* 
(QS 23 – Al Mu’minuun : 3)

*81. Jangan memasuki rumah orang lain tanpa seizin pemilik rumah* 
(QS 24 – An Nuur : 27)

*82. Allah menjamin balasan kebaikan hanya kepada mereka yang percaya kepada Allah* 
(QS 24 – An Nuur : 55)

*83. Berjalanlah di muka bumi dengan rendah hati* 
(QS 25 – Al Furqaan : 63)

*84. Jangan melupakan kenikmatan dunia yang telah Allah berikan* 
(QS 28 – Al Qashash : 77)

*85. Jangan menyembah Tuhan selain Allah* 
(QS 28 – Al Qashash:88)

*86. Jangan terlibat dalam perbuatan homosexual dan sejenisnya* 
(QS 29 – Al ‘Ankabuut : 29)

*87. Berbuat baik dan cegahlah perbuatan mungkar* 
(QS 31 - Luqman : 17)

*88. Janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong* 
(QS 31 - Luqman : 18)

*89. Wanita dilarang mempamerkan diri* 
(QS 33 – Al Ahzab : 33)

*90. Allah berkehendak mengampuni semua dosa-dosa kita* 
(QS 39 – Az Zumar : 53)

*91. Jangan berputus asa dari pengampunan Allah* 
(QS 39 – Az Zumar : 53)

*92. Balaslah kejahatan dengan kebaikan* 
(QS 41 – Fushshilat : 34)

*93. Selesaikan persoalan dengan bermusyawarah* 
(QS 42 – Asy Syuura : 38)

*94. Orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang bertaqwa* 
(QS 49 – Al Hujuraat : 13)

*95. Agama Islam melarang Rahbaniyyah atau mengkultus individukan para ulama* 
(QS 57 – Al Hadid : 27) 

*96. Allah akan meninggikan darjat mereka yang berilmu* 
(QS 58 – Al Mujaadilah : 11)

*97. Perlakukan terhadap non muslim dengan baik dan adil* 
(QS 60 - Al Mumtahanah : 

*98. Menginfakkan harta dan Hindari diri dari sifat kikir* 
(QS 64 – At Taghaabun : 16)

*99. Mohon ampunan kepada Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang* 
(QS 73 – Al Muzzammil : 20)

*100. Jangan menghardik orang yang meminta-minta* 
(QS 93 – Adh Dhuhaa : 10)

*101. Berbuat Baiklah, Allah maha pencipta mengetahui setiap perbuatan*
(QS 14 - Ibrahim: 24-26)

*102. Allah memanggil manusia untuk masuk kedalam surgaNya*
(QS 89 - Al Fajr: 27-30)

*103. Allah menghapus kesalahan dan dosa manusia beragama Islam yang beriman dengan ajaran Nabi Muhammad*
(QS 47 - Muhammad: 2)

*SHARING IS CARING*

Thursday, 3 December 2020

Madzhab-madzhab Fiqih Pewaris Ilmu Para Salaf

Madzhab-madzhab Fiqih Pewaris Ilmu Para Salaf

Madzhab-madzhab Fiqih Pewaris Ilmu Para Salaf

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah diutus Allah Ta’ala untuk menyampaikan mengenai risalah yang diturunkan kepadanya, juga menjelaskan syariatnya. Kemudian meninggalkan manusia setelahnya dengan petunjuk, yang tidak akan sesat ketika seorang itu mengikutinya. Petunjuk itu tidak lain adalah Al Qur`an dan sunnahnya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat dalam keadaan dimana umat ini tercerahkan dengan cahaya Islam, baik akidah, syariah, maupun akhlaknya. Mereka itulah para sahabatnya. Merekalah yang menyaksikan bagaimana wahyu turun. Para sahabat pun menyampaian risalah itu dengan amanah. Sehingga masa sahabat tidak berakhir, kacuali perkataan Rasulullah Shallallahu Alaihi wasalam dan perbuatannya tersampaikan, tanpa ada yang terkurangi. Ketika ada salah satu dari mereka luput untuk memperoleh hadits-hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, maka yang lainnya tidak akan luput darinya. Sebagaimana disampaikan oleh Imam Asy Syafi’i,”Sesungguhnya seluruh sahabat telah meriwayatkan khabar Rasululallah Shallallahu Alaihi Wasallam, hadits-haditsnya, serta fatwa-fatwanya.” Jika masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah masa penyampaian risalah, maka masa sahabat adalah masa penjagaannya, serta penyebarannya. Tidak hanya itu, bahkan para sahabat juga mengambil kesimpulan, dan berijtihad dalam hal-hal yang mereka tidak mengetahui hal itu dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. (lihat, Nadhrah Tarikhiyah fi Huduts Al Madzahib Al Fiqhiyah Al Arba’ah, hal. 21)

Munculnya Perbedaan dan Kesepakatan (Ijma`)

Mulailah, di masa sahabat, fiqih berkembang, disebabkan munculnya perkara-perkara yang tidak mereka dapati di masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, hal itulah yang menuntut mereka untuk melakukan ijtihad. Demikian juga menyebarnya Islam di berbagai negeri, yang memiliki tradisi yang berbeda-beda, hingga akhirnya muncullah berbedaan fatwa di kalangan para sahabat. Sebagaimana para sahabat berbeda dalam ijtihad, terkadang juga ijtihad mereka menghasilkan hukum yang sama, yang disebut ijma’ atau kesepakatan para mujtahid dalam satu kurun waktu terhadap hukum syar’i suatu persoalan.  (Al Madhal ila Dirasah Al Madzahib Al Fiqhiyah, hal. 435)

Munculnya Madzhab dan Taklid di Masa Sahabat

Imam Ibnu Jarir telah berkata mengenai Umar bin Al Khaththab,”Ia tidak memiliki para pengikut yang dikenal yang merilis fatwa-fatwanya dan madzhab-madzhabnya dalam fiqih, kecuali Ibnu Mas’ud, dimana ia (Ibnu Mas’ud) meninggalkan madzhabnya dan pendapatnya demi pendapat Umar. Dan ia pun nyaris tidak pernah menyelisihi sesuatu pun dalam madzhabnya, ia pun meralat pendapatnya demi pendapat Umar.” Dalam hal pengikutan Ibnu Mas’ud pendapat Umar dalam fiqih, Asy Sya’bi menyatakan,” Abdullah tidak pernah qunut, namun kalau sekiranya Umar berqunut, maka ia pun berqunut. (I’lam Al Muwaqi’in, 2/35, 36)

Syeikh Ahmad Al Kiranawi, ulama muhaddits dari India menyampulkan,”Teks-teks ini memberikan petunjuk bagimu, bahwasannya metode taklid telah menyebar di kalangan sahabat dan tabi’in, sampai-sampai sebagian mujtahid bertaklid kepada mujtahid lainnya, lebih-lebih bagi yang tidak memiliki kemampuan untuk berijtihad.” (Fawaid fi Ulum Al Fiqh, hal. 11)

Fiqih di Masa Tabi’in Mewarisi Fiqih Para Sahabat

Dari para ulama di kalangan sahabat, ada para tabi’in yang konsisten belajar kepada mereka. Telah mengambil ilmu fiqih dari Ibnu Abbas, Ikrimah. Sedangkan yang mewarisi ilmu Umar bin Al Khaththab adalah Said Bin Al Musayyib. Sedangkan fiqih Ibnu Umar diwarisi oleh Nafi’. Adapun ilmu Ibnu Mas’ud di Iraq diwarisi oleh Ibrahim An Nakha’i dan Alqamah. Para fuqaha dari kalangan tabi’in dalam mayoritas masalah tidak keluar dari pendapat para guru mereka dari kalangan sahabat. Namun, mereka juga berijtihad dalam masalah-masalah yang tidak mereka dapati dari para guru mereka, tentunya dengan metode yang mereka peroleh dari guru mereka itu. (Nadhrah Tarikhiyah fi Huduts Al Madzahib Al Fiqhiyah Al Arba’ah, hal. 23, 24)

Pada saat itu, muncullah para fuqaha’ yang menjadi panutan umat. Di Madinah mencul para mujtahid, diantara mereka adalah Sa’id bin Al Musayyib, Urwah bin Az Zubair, Sulaiman bin Yasar dan lainya. Di Makkah muncul Atha’, Thawus, Mujahid. Di Kufah muncul Alqamah serta Al Aswad bin Yazid An Nakha’i. Sedang di Bashrah muncul Muhammad bin Sirin, Hasan Al Bashri serta lainnya. Sedangkan di Mesir muncul Imam Al Laits, yang menjadi panutan penduduk negeri itu. (Al Hadharah Al Islamiyah, Asasuha wa Wasailuha, hal. 510-514)

Madzhab Empat Mewarisi Ilmu Para Fuqaha dari kalangan Tabi’in

Setelah berlalu masa mujtahid di kalangan tabi’in, muncullah beberapa ulama mujtahid yang tidak lain merupakan murid-murid dari para fuqaha dari kalangan tabi’in. Ada Imam Ibu Hanifah di Iraq, Imam Malik di Madinah, Imam Al Auza’i di Syam dan sebelumnya sudah dicatat kemunculan ulama mujtahid di Mesir, yakni Imam Al Laits. Imam Abu Hanifah memperoleh ilmu dari Ibrahim An Nakha’i, sedangkan Imam Malik memperoleh ilmu dari Nafi’. (Nadhrah Tarikhiyah fi Huduts Al Madzahib Al Fiqhiyah Al Arba’ah, hal. 25)

Kemudian muncul Imam Asy Syafi’i, yang pada awal mulanya madzhabnya dikenal di Iraq, kemudian di Mesir. Disusul munculnya madzhab Imam Ahmad bin Hanbal di Iraq. (Al Hadharah Al Islamiyah, Asasuha wa Wasailuha, hal. 517)

Kemana Madzhab Lainnya?

Meskipun jumlah madzhab lebih dari empat, namun mengapa madzhab yang masyhur di kalangan Sunni adalah madzhab empat? Diantara madzhab yang ada, ada madzhab-madzhab yang tidak terbukukan, diantaranya adalah madzhab Imam Al Laits di Mesir dan madzhab Imam Al Auza’i di Syam yang semasa dengan Imam Abu Hanifah. Ada pula madzhab Syubrumah di Bashrah, juga Ibnu Abi Laila di Kufah. Bahkan Imam Asy Syafi’i sampai menyatakan,” Imam Al Laits lebih pendai dalam fiqih dibanding Imam Malik”, hanya saja para pengikutnya tidak melestarikan fiqih guru mereka. Sebab itulah madzhab para ulama besar itu tidak diamalkan hingga kini, disebabkan tidak tercatat dengan baik seperti madzhab empat, dan tidak memiliki penerus yang melestarikan madzhab ini. (Nadhrah Tarikhiyah fi Huduts Al Madzahib Al Fiqhiyah Al Arba’ah, hal. 28-29)

Dengan demikian, yang sampai kepada umat Islam di kalangan Sunni saat ini, dan yang masih terus lestari dan diamalkan, serta memiliki pengikut adalah madzhab empat. Meski banyak perbedaan, namun sejatinya sumber utama mereka Al Qur`an dan As Sunnah, yang mereka peroleh dari pemahaman fiqih para sahabat dan tabi’in.

 

 

 

 

Rep: Sholah Salim

Editor: Thoriq