Sunday, 12 June 2022

Para Jenderal TNI Dihabisi di Tragedi G30S, Soeharto yang Selamat Tancap Gas Bantai PKI, 500 Ribu PKI Ditumpas



Artikel
Jenderal TNI Soeharto (tengah) sebelum menjadi presiden RI ke-2
Sumber :
  • Istimewa

Para Jenderal TNI Dihabisi di Tragedi G30S, Soeharto yang Selamat Tancap Gas Bantai PKI, 500 Ribu PKI Ditumpas

Sabtu, 4 Juni 2022 - 08:09 WIB

Jakarta - Presiden RI ke-2 Soeharto disebut-sebut sebagai sosok yang kontroversial.

Bukan tanpa alasan, hal itu karena Soeharto adalah satu Jenderal TNI yang kala itu selamat pada peristiwa berdarah G30S PKI.

Adapun Seoharto yang dijuluki The Smiling General itu selamat dari incaran pasukan Cakrabirawa yang membantai sejumlah para petinggi TNI kala itu.

Namun, timbul banyak pertanyaan terkait Soeharto yang bisa lolos dari tragedi berdarah itu.

Sejumlah pihak pun tak sedikit yang berpendapat bahwa sebenarnya Soeharto-lah yang berada di balik peristiwa G30S PKI itu.


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Namun, benarkah begitu?

Teori keterlibatan Soeharto di peristiwa berdarah G30S PKI itu didukung sebuah pertanyaan sederhana: Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya?

Kala itu, pemerintah Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto menyiarkan kabar sampai ke sekolah-sekolah di Indonesia dengan menyebut bahwa PKI adalah biang kerok peristiwa berdarah itu terjadi.

Namun seiring waktu, penculikan dan pembunuhan para jenderal pada 1 Oktober 1965 tak bisa dilihat sebagai kesalahan tunggal PKI.

Peristiwa G30S PKI terjadi akibat kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Soekarno.

Peter Kasenda dalam Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI (2016) menulis, PKI mendapat informasi tersebut dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI.


Dedengkot PKI, DN Aidit. (ist)

Pada tahun 1965, militer pecah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.

Di antaranya, sebagian kecil menjadi simpatisan PKI, partai yang pada saat itu merupakan salah satu partai politik terbesar.

Kader-kader PKI sukses menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.

Namun ada faksi-faksi yang justru anti terhadap PKI.

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, negara-negara pemenang silih bersaing memperebutkan pengaruh.

Di berbagai negara, persaingan yang dikenal dengan 'perang dingin' ini membelah dunia menjadi dua.

Misalnya, Uni Soviet dengan paham komunisnya. Dan ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisnya.

Di tahun 1960-an, Soekarno dan PKI lebih condong ke Uni Soviet dan justru terkesan antibarat.

Sedangkan Dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikat yang ingin menyingkirkan Soekarno.


Presiden RI ke-2 dan Jenderal TNI Soeharto. (ist)

Dari keyakinan ini, para perwira militer yang loyal kepada Soekarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta.

Di antaranya Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).

Mereka mendapat dukungan dari Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan Badan Intelijen PKI. Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.

Simpatisan pro PKI itu berencana "menculik" para jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden Soekarno.

Adapun ternyata rencana tersebut gagal total. Persiapan tidak dilakukan dengan matang. Para jenderal justru dibunuh.

Soeharto Ada di Mana?

Dalam kesaksiannya di Mahkamah Militer, Latief, kala itu menceritakan alasannya tidak memasukkan nama Soeharto. 

"Karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief seperti dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010).

Adapun Latief juga melapor ke Mayjen Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Langkah mengejutkan tersebut dilakukan Latief setelah laporannya, kala itu, tak ditanggapi oleh Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat.

Adapun Latief menyebut sudah beberapa kali mewanti-wanti adanya upaya kudeta oleh Dewan Jenderal.

Menurut Latief, Jenderal Soeharto ketika itu hanya bergeming mendengar informasi itu.

Bahkan di malam 30 September 1965, Soeharto memilih mengabaikan Latief yang menyampaikan rencananya menggagalkan kudeta.

Adapun Soeharto mengakui ia bertemu dengan Latief menjelang peristiwa G30S.

Namun Soeharto memberikan kesaksian yang berganti-ganti. Dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970 misalnya, Soeharto mengaku ditemui di RSPAD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965.

Saat itu, Soeharto tengah menjaga anak bungsunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sup panas.

Namun kata Soeharto, Latief tidak memberi informasi apa-apa, justru malah mau membunuhnya saat itu juga.


Kolonel Abdul Latief. (ist)

"Dia justru akan membunuh saya. Tapi karena saya berada di tempat umum, dia mengurungkan niat jahatnya itu," kata Soeharto. Namun dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi.

Puncaknya pada 11 Maret 1966. Soeharto yang kala itu menjabat Panglima Angkatan Darat mendapat mandat dari Soekarno untuk mengatasi keadaan.

Permintaan yang dikenal dengan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) itu membuka pintu bagi Soeharto untuk mengambil kekuasaan dari Soekarno. 

Dan peristiwa itu membuat Soeharto muncul sebagai pahlawan.

Soeharto pun sukses menumpas PKI dan menjadi presiden.


Presiden RI ke-2 Soeharto. (ist)

Kala itu, setidaknya sebanyak 500 ribu orang yang dituduh PKI atau simpatisannya, dihabisi di berbagai penjuru Indonesia.

Adapun, saat itu Latief merasa dikhianati oleh Soeharto.

"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto? Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief dalam kesaksiannya.

"Nyatanya, sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan. Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basuki Rachmat) kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno," kata Latief. (abs)


Eva Celia dan Demas Tampak Anggun dan Tampan Mengenakan Pakaian Adat Nusantara
Ternyata DN Aidit Cuma 'Anak Bawang' di PKI, Dua Orang Ini Dedengkot PKI Sebenarnya, Hubungan Langsung dengan Moskow

Putra Ridwan Kamil Wafat, Dubes Palestina Sampaikan Belasungkawa



Bikin Nangis, Seolah Mengerti Kakaknya Tiada, Ridwan Kamil Saksikan Arkana Ciumi Berkali-Kali Foto Almarhum Eril Ungkapkan Rasa Sayang Terdalam

Nyesek Lihatnya, Sambil Menggendong Arkana yang Menangis, Ridwan Kamil Berusaha Tegar Sambil Tatapi Foto Almarhum Eril


Saturday, 4 June 2022

Bacaan doa Sayyidul Istighfar:

Biasakan Baca Doa Ini Mulai Besok Pagi, Habib Novel Alaydrus: Bila Meninggal Masuk Surga


“Allaahumma anta rabbii laa ilaa ha’illaa anta khalaqtanii wa ana abduka wa anaa alaa ahdika, wawa’dika mastatha‘tu a uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu ‘ulaka bini’matika alayya wa abuu ‘ubizdanbii faghfirlii fa innahu laa yaghfirudzunuu ba illaa anta.”

Artinya:

“Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang patut disembah hanya Engkau yang menjadikan aku. Aku hambaMu dan aku dalam genggamanMu, aku dalam perjanjian beriman dan berta’at kepadaMu sekedar kesanggupan yang ada padaku. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang aku perbuat. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui atas dosaku, aku mohon keampunanMu, tidaklah ada yang dapat mengampuni dosa seseorang, hanya Engkaulah hai Tuhanku.”***

Sunday, 22 May 2022

PENYAKIT SIHIR LAMA DIDERITAI AKAN MUSNAH DAN HANCUR

PENYAKIT SIHIR LAMA DIDERITAI AKAN MUSNAH DAN HANCUR

Surah Yunus 10:81-82
81 Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata, "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya." Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. 

82 Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).

Baca 41x (Malam)

فَلَمَّآ أَلْقَوْا۟ قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ ٱلسِّحْرُ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ سَيُبْطِلُهُۥٓ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ ٱلْمُفْسِدِينَ ٨١
وَيُحِقُّ ٱللَّهُ ٱلْحَقَّ بِكَلِمَـٰتِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُجْرِمُونَ ٨٢

Friday, 20 May 2022

Sebutlah Allah Allah dalam hatimu


Al-Quran Surah Al-A'raf


205
 Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.

Memuji Tuhan setiap masa

Zikir itu juga bermakna mengingat secara bahasanya.

Ini jelas seperti dalam surah Al-Baqarah, Allah berfirman: "Ingatlah kamu (berzikir) kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu." (Surah Al-Baqarah, ayat 152)

Berzikir kepada Tuhan itu dengan penyebutan nama-Nya.

Ini jelas apabila al-Quran menyatakan kepada manusia untuk menyebut nama Tuhan.

Maka ternyata nama Tuhan adalah Allah. Allah adalah Ismu Al-Zat. Ismu Rabb (Nama Tuhan) adalah Allah SWT.

Dalil ini jelas dalam al-Quran: "Dan sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati." (Al-Muzzammil, ayat 8)

Dalam sejarah peradaban manusiapun, para anbiya disuruh berzikir dengan penyebutan nama Allah ini.

Ini jelas tercatat dalam al-Quran apabila Allah berfirman kepada Nabi Zakaria AS supaya menyebut nama-Nya dan bertasbih sebanyak-banyaknya di waktu pagi dan petang.

Dalilnya adalah firman Allah: "…Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari." (Surah Ali Imran, ayat 41)

Maka sangat jelas manusia disuruh berzikir dengan nama Tuhan iaitu Allah dan disuruh bertasbih Subhanallah pada bila-bila masa sahaja.

Malah al-Quran dengan jelas dan terang menyuruh orang beriman berzikir dengan menyebut kalimah 'Allah'.

Firman Allah dalam al-Quran: "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (Surah Al-Ahzab, ayat 41)

Ayat berkenaan menganjurkan orang beriman untuk menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya.

Ayat surah Al-Ahzab ini dengan jelas tanpa takwilan dan tafsiran menyuruh untuk berzikir nama Allah sebanyak-banyaknya.

Selain daripada neraca dalil al-Quran, kita akan menemui beberapa hadis yang menyatakan zikir dengan penyebutan kalimah Allah itu mempunyai sandaran yang kuat.

Ini direkodkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim menyatakan: "Daripada Anas, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda: Kiamat tidak akan berlaku sehingga di muka bumi tidak disebut lagi: Allah, Allah." (Hadis Riwayat Muslim)

Malah salah satu tanda kiamat adalah apabila tiada lagi manusia berzikir kalimah Allah di atas muka bumi ini.

Maka jelas 'virus wahabi' yang melarang zikir Allah adalah salah satu daripada kemunculan Dajjal yang merupakan salah satu daripada tanda kiamat besar.

Jika kita meneliti tulisan kitab ulama silam, kita mendapati hampir keseluruhannya menyuruh umat Islam supaya berzikir dengan menyebut kalimah Allah.

Ini dapat dibuktikan apabila Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali menjelaskan kepada kita cara berzikir iaitu dengan penyebutan kalimah Allah sebagaimana berikut: "Maka sesungguhnya dasar daripada jalan tasawuf adalah makanan yang halal. Maka ketika itu terpenuhi, hendaknya seorang guru mentalqinkan kepada muridnya salah satu bentuk zikir sehingga lisan dan hatinya sibuk dengan itu. Ia duduk dan misalnya berkata: 'Allah, Allah' atau 'Subhanallah Subhanallah' atau redaksi lain yang diajarkan oleh gurunya." (al-Ghazali, Ihya' Ulum ad-Din, III, 77)

Daripada literasi kitab ulama muktabar, kita menemui zikir ini dengan kalimah Allah, SubhanAllah, Alhamdulillah, La ilaha Ilallah, Allahu akbar dan sebagainya.

Malah, Imam ar-Ramli yang juga ulama mujtahid mazhab Syafi'iyah menyatakan dalam kitab fatwanya mengenai zikir kalimah Allah mendapat pahala: "Imam ar-Ramli ditanya tentang ucapan seseorang di majlis zikir Allah, Allah di saat ia tersedar daripada keheningan zikirnya, apakah itu disebut zikir atau tidak? Dan bila tidak, apakah berpahala atau tidak? Ar-Ramli menjawab: "Ia mendapat pahala sebab berniat zikir." (ar-Ramli, Fatawa ar-Ramli, IV, 358)

Malah ulama zaman silam mengamalkan zikir Allah Allah ribuan kali.

Ini tercatat dalam kitab Turath ulama silam.

Al-Hafidz Az-Dzahabi ketika menulis biografi ulama bernama Ibnu Najiyah, beliau menjelaskan: Ibnu Asakir berkata bahawa putranya Ibnu Najiyah berkata: "Ayahku setiap waktu pagi dan malam ketika sakitnya mengucapkan Allah Allah sekitar 15,000 kali. Beliau selalu mengucapkan sampai ia redup." (Siyar A'lam An-Nubala' 15/110)

Jelas kepada kita ulama zaman silam melakukan zikir Allah sebanyak-banyaknya.

Maka mari kita sama-sama berzikir dengan Ismu Zat Allah sebanyak-banyaknya.

Di samping zikir Ismu Zat itu juga kita perbanyakkan zikir dengan ucapan tasbih Subhanallah, ucapan Tahmid Alhamdulillah, ucapan Tahlil La Ilaha Ilallah dan ucapan takbir Allahu akbar.

Biarkan 'virus wahabi' yang melarang zikir Allah, biarkan mereka dalam kegelapan yang nyata.

Ayat al-Quran berikut ini sudah cukup bermakna kepada pencinta Allah yang sentiasa melirikkan zikir Allah.

Maknanya: "Sebutlah Allah kemudian biarkanlah mereka bermain dalam kesesatannya." (Surah al An'am, ayat 91)

Secara kesimpulan zikir Allah itu mempunyai dalil dan hujah yang kuat daripada al-Quran, Sunah dan kitab Turath warisan Ulama Ahli Sunnah Wal Jamaah.

Penulis adalah Felo Pusat Naratif Menangani Ekstremisme, Institut Pengajian Islam dan Strategik (ISSI)

Disiarkan pada: June 17, 2020 @ 10:11am

Tuesday, 26 April 2022

Apa yang dipandang baik oleh orang-orang muslim, maka dia adalah baik menurut Allah”

Abdullah bin Mas’ud pernah berkata: “… apa yang dipandang baik oleh orang-orang muslim, maka dia adalah baik menurut Allah” (Riwayat Ahmad).

Sunday, 24 April 2022

Zikir Ruqyah Penyembuh Segala Penyakit: Surah Shuara ayat 78-83

Zikir Ruqyah Penyembuh Segala Penyakit: Surah Shuara ayat 78-83

Contoh Penyakit Cancer

78 (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, 79 dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, 80 dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, 81 dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), 82 dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat." 83 (Ibrahim berdoa), "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,

Tuesday, 19 April 2022

Nubuat Rasulullah SAW tentang Kondisi Kepemimpinan Muawiyah

Nubuat Rasulullah SAW tentang Kondisi Kepemimpinan Muawiyah

Kepemimpinan Muawiyah merupakan awal sistem raja-raja

Red: Nashih Nashrullah
Rep: Alkhaledi Kurnialam
Kepemimpinan Muawiyah merupakan awal sistem raja-raja.  Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah.
insidearab.comKepemimpinan Muawiyah merupakan awal sistem raja-raja. Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, — Muawiyah bin Abi Sufyan adalah salah seorang sahabat yang dipercaya menulis wahyu saat Nabi SAW masih hidup.

Karena kecakapannya, dia banyak menempati jabatan penting juga di masa khalifah rasyidah seperti gubernur dan panglima perang. Hingga akhirnya sejarah mencatatnya sebagai pendiri Dinasti Umayyah.

Kepemimpinan Muawiyah sebagai khalifah ini yang masih diperdebatkan para ahli sejarah. Lantas bagaimana kepemimpinan Muawiyah? 

Nubuat Rasulullah SAW tentang Kondisi Kepemimpinan Muawiyah

Kepemimpinan Muawiyah merupakan awal sistem raja-raja

Red: Nashih Nashrullah
Rep: Alkhaledi Kurnialam
Kepemimpinan Muawiyah merupakan awal sistem raja-raja.  Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah.
insidearab.comKepemimpinan Muawiyah merupakan awal sistem raja-raja. Masjid Agung Umayyah di Damaskus, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, — Muawiyah bin Abi Sufyan adalah salah seorang sahabat yang dipercaya menulis wahyu saat Nabi SAW masih hidup.

Karena kecakapannya, dia banyak menempati jabatan penting juga di masa khalifah rasyidah seperti gubernur dan panglima perang. Hingga akhirnya sejarah mencatatnya sebagai pendiri Dinasti Umayyah.

Kepemimpinan Muawiyah sebagai khalifah ini yang masih diperdebatkan para ahli sejarah. Lantas bagaimana kepemimpinan Muawiyah?  


Dilansir dari Alyaum Assabi', hal ini dijelaskan dalam kitab kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah dengan judul “Muawiyah bin Abi Sufyan dan Kerajaanya." Kitab ini menjelaskan bahwa dalam hadits, kekhalifahan setelah Nabi berlangsung selama tiga puluh tahun, setelahnya adalah menganut sistem raja-raja. Masa tiga puluh tahun jika dilihat dalam sejarah, berakhir dengan kekhalifahan Hasan bin Ali, sehingga Muawiyah adalah raja pertama.


Dalam sebuah hadits dari At Thabrani, diriwayatkan Ali bin Abdul Aziz, dari Ahmad bin Yunus, dari Al Fadl bin Iyad, dari Laits, dari Abdurrahman bin Tsabit, dari Abu Tsa'labah Al Khasyni, dari Muadz bin Jabal, dan Abi Ubaidah, mereka berkata, “Rasulullah SAW bersabda: 

إن هذا الأمر بدا رحمة ونبوة، ثم يكون رحمة وخلافة، ثم كائن ملكا عضوضا، ثم كائن عتوا وجبرية وفسادا فى الأرض، يستحلون الحرير، والفروج، والخمور، ويرزقون على ذلك وينصرون حتى يلقوا الله عز وجل 


“Kepemimpinan akan bermula dengan rahmat dan kenabian, kemudian menjadi rahmat dan khilafah, kemudian menjadi raja yang zalim, kemudian menjadi raja yang diktator yang merusak di muka bumi, mereka menghalalkan sutra, katak, dan miras, dan mereka diberi rezeki dari itu dan mereka akan ditolong sampai mereka bertemu dengan Allah SWT.” 

Dalam hadist lain sebagaimana terdapat di kitab Dalail An-Nubuwwah, meskipun derajatnya lemah yang menyebut bahwa Muawiyah berkata: 

والله ما حملنى على الخلافة إلا قول رسول الله ﷺ لى: "يا معاوية إن ملكت فأحسن “Demi Allah, aku telah tidak menjadi khilafah kecuali karena Rasulullah SAW bersabda kepadaku, “Wahai Muawiyah, jika kamu menjadi raja, maka berbuat baiklah.”

Ada juga hadits lain, di antaranya adalah hadits dari Amr bin Yahya bin Said bin Al Ash, dari kakeknya Said yang menjelaskan saat Muawiyah meminum obat, Rasulullah memandangnya dan berkata kepadanya: 

يا معاوية إن وليت أمرا فاتق الله واعدل". قال معاوية: فما زلت أظن أنى مبتلىً بعمل لقول رسول الله ﷺ.

“Wahai Muawiyah, jika kamu ditunjuk untuk suatu masalah, takutlah akan Tuhan dan jadilah adil.”  Muawiyah berkata, “Aku masih merasa tertimpa musibah seperti apa yang disabdakan Rasulullah SAW.” 

Kemudian disebutkan juga dari Al Baihaqi meskipun hadits ini tidak populer, menyebut bahwa Nabi bersabda: 

الخلافة بالمدينة، والملك بالشام "Kekhalifahan ada di Madinah, dan raja ada di Syam." Seperti diketahui, pemerintahan Muawiyah berpusat di Damaskus yang masuk dalam wilayah Syam. 

Sumber: youm7