Sunday, 19 June 2022

Dimana Allah?

Dimana Allah?

Surah Al-Baqarah 2:186

186
 Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. 

ayat 16 Surah Qaf

Sumber: https://m.mediaindonesia.com/ramadan/314495/allah-lebih-dekat-daripada-urat-nadi

DAN sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.’

Sumber: https://m.mediaindonesia.com/ramadan/314495/allah-lebih-dekat-daripada-urat-nadi

Friday, 17 June 2022

Amalan Hantar Balik Sihir Keada Si Pengirim

Amalan Hantar Balik Sihir Keada Sipengirim

Surah Al-Baqara, Verse 137:
فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنتُم بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوا وَّإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

If then they believe as you believe in Him, they are indeed on the right course, and if they turn back, then they are only in great opposition, so Allah will suffice you against them, and He is the Hearing, the Knowing.
(English - Shakir)

via iQuran

Artinya: Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Referensi : https://tafsirweb.com/584-surat-al-baqarah-ayat-137.html

Ayat Doa Keluarkan Penyakit Dan Saka Daripada Dalam Badan

Surah Ash-Shuara, Verse 80:
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

And when I am sick, then He restores me to health
(English - Shakir)

via iQuran

Sunday, 12 June 2022

Silang Pendapat Teori Masuknya Islam ke Nusantara: Buya Hamka versus Orientalis Barat

Silang Pendapat Teori Masuknya Islam ke Nusantara: Buya Hamka versus Orientalis Barat

Oleh:
Teguh Raka Wibawa, S.Pd
(Guru Sejarah Indonesia SMAN 1 Parungkuda Kabupaten Sukabumi)


Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Demikian disampaikan Prabowo saat debat keempat pilpres 2019 yang digelar KPU di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Namun berdasarkan catatan sejarah ternyata Islam bukanlah agama asli yang dianut oleh rakyat Nusantara (sebutan untuk wilayah Indonesia) kala itu. Agama asli yang berasal dari Nusantara disebut animisme yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang, dinamisme yaitu penyembahan terhadap benda mati yang dianggap sakral. Terakhir adalah totemisme yaitu penyembahan terhadap hewan (yang dianggap lebih kuat dari manusia).

Jadi pada intinya Islam adalah agama yang berasal dari luar Nusantara yang secara perlahan menjadi agama dominan yang dianut masyarakat Nusantara.
Kemunculan Islam sendiri ditandai dengan kelahiran Muhammad pada tanggal 12 Robbiul Awal tahun gajah bertepatan dengan 20 atau 22 April tahun 571 M di Mekkah. (Tribun Jabar, Maulid Nabi, Kapan Tepatnya Nabi Muhammad SAW Lahir? 12 Rabiul Awal atau 9 Rabiul Awal, 2018). Disebut tahun gajah karena kelahiran Muhammad bertepatan dengan diserangnya kota Mekkah oleh pasukan gajah yang dipimpin raja Abrahah. Setelah menerima wahyu pertama (QS Al – Alaq 1-5).

Nabi Muhammad mulai menyampaikan dakwah kepada keluarganya, lambat laun dakwah nabi Muhammad mulai mendapat pengikut yang awalnya berasal dari kalangan budak, dan keluarga yang tidak terpandang. Perangai buruk petinggi suku Quraisy mengharuskannya pada tahun 622 M atau pada abad ke 7 M untuk hijrah dari Mekkah ke Yastrib atau sekarang dikenal dengan nama Madinah yang menandai dimulainya era muslim. (Baca: Affandie Etwina. Kemunculan Islam dan Perkembangannya. Kompasiana, 2014).

Menurut H. Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan nama Buya Hamka yang merupakan seorang cendekiawan muslim dari Sumatra Barat. Hamka menyatakan bahwa Islam telah memasuki Nusantara sejak abad ke 7 M, dibawa oleh bangsa Arab dengan motif utamanya adalah syiar Islam. Pendapatnya didasarkan pada naskah kuno Cina, dalam rentang masa yang tidak terlalu lama dari lahirnya Islam ditanah Arab pada abad ke 6 atau 7 M ternyata Islam dinyatakan telah memasuki kawasan Nusantara. Dalam naskah tersebut dinyatakan bahwa terdapat permukiman penduduk Muslim di Barus, kota tua yang terletak di pesisir Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara pada tahun 625 M. Bukti lainnya adalah keberadaan makam tua di kompleks pemakaman Mahligai, Barus, pada abad ke 7 M. Di batu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 M yang menguatkan adanya komunitas muslim pada saat itu. (Baca: Sindonews, Barus, Kota Islam Pertama di Indonesia, 2017).

Pendapat Buya Hamka menjadi antitesis dari pendapat para Orientalis Barat seperti halnya Snouck Hurgronye dari Belanda yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 M seiring dengan berakhirnya era kerajaan Hindu-Budha di Nusantara. Menurut Snouck, motif utama Islam dibawa ke Nusantara bukanlah motif syiar Islam melainkan motif ekonomi yaitu untuk berdagang. Selain itu Snouck pun beranggapan bahwa Islam yang ada di Nusantara bukan dibawa oleh orang Arab secara langsung melainkan oleh para pedagang yang berasal dari Gujarat, sebuah wilayah di India Barat. Argumentasinya didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 1297 M di Pasai, Aceh. Batu nisan tersebut memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Gujarat.

Hamka menolak anggapan bahwa Islam dibawa oleh pedagang dari Gujarat (India) sejak abad ke-13 M. Sanggahan ini dikemukakan dalam “Seminar Sejarah Masuknya Agama Islam ke Indonesia” di Medan pada 1963. Hamka menyebut bahwa Gujarat hanya sebagai tempat singgah bagi para pedagang Arab sebelum menuju ke Nusantara. Pendapat Buya Hamka menjadi angin segar bagi penulisan sejarah Indonesia yang didasarkan pada perspektif asli (orang Indonesia) ditengah masih masifnya penulisan sejarah Indonesia yang ditulis berdasarkan perspektif Barat.

Muhammad Qutb (1995) bahkan dalam bukunya yang berjudul Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam? menyatakan bahwa penulisan sejarah versi orientalis barat penuh dengan tujuan tertentu yang tersembunyi didalam dada orang-orang yang tidak menginginkan Islam berkembang dengan baik.

Para Jenderal TNI Dihabisi di Tragedi G30S, Soeharto yang Selamat Tancap Gas Bantai PKI, 500 Ribu PKI Ditumpas



Artikel
Jenderal TNI Soeharto (tengah) sebelum menjadi presiden RI ke-2
Sumber :
  • Istimewa

Para Jenderal TNI Dihabisi di Tragedi G30S, Soeharto yang Selamat Tancap Gas Bantai PKI, 500 Ribu PKI Ditumpas

Sabtu, 4 Juni 2022 - 08:09 WIB

Jakarta - Presiden RI ke-2 Soeharto disebut-sebut sebagai sosok yang kontroversial.

Bukan tanpa alasan, hal itu karena Soeharto adalah satu Jenderal TNI yang kala itu selamat pada peristiwa berdarah G30S PKI.

Adapun Seoharto yang dijuluki The Smiling General itu selamat dari incaran pasukan Cakrabirawa yang membantai sejumlah para petinggi TNI kala itu.

Namun, timbul banyak pertanyaan terkait Soeharto yang bisa lolos dari tragedi berdarah itu.

Sejumlah pihak pun tak sedikit yang berpendapat bahwa sebenarnya Soeharto-lah yang berada di balik peristiwa G30S PKI itu.


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Namun, benarkah begitu?

Teori keterlibatan Soeharto di peristiwa berdarah G30S PKI itu didukung sebuah pertanyaan sederhana: Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya?

Kala itu, pemerintah Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto menyiarkan kabar sampai ke sekolah-sekolah di Indonesia dengan menyebut bahwa PKI adalah biang kerok peristiwa berdarah itu terjadi.

Namun seiring waktu, penculikan dan pembunuhan para jenderal pada 1 Oktober 1965 tak bisa dilihat sebagai kesalahan tunggal PKI.

Peristiwa G30S PKI terjadi akibat kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Soekarno.

Peter Kasenda dalam Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI (2016) menulis, PKI mendapat informasi tersebut dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI.


Dedengkot PKI, DN Aidit. (ist)

Pada tahun 1965, militer pecah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.

Di antaranya, sebagian kecil menjadi simpatisan PKI, partai yang pada saat itu merupakan salah satu partai politik terbesar.

Kader-kader PKI sukses menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.

Namun ada faksi-faksi yang justru anti terhadap PKI.

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, negara-negara pemenang silih bersaing memperebutkan pengaruh.

Di berbagai negara, persaingan yang dikenal dengan 'perang dingin' ini membelah dunia menjadi dua.

Misalnya, Uni Soviet dengan paham komunisnya. Dan ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisnya.

Di tahun 1960-an, Soekarno dan PKI lebih condong ke Uni Soviet dan justru terkesan antibarat.

Sedangkan Dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikat yang ingin menyingkirkan Soekarno.


Presiden RI ke-2 dan Jenderal TNI Soeharto. (ist)

Dari keyakinan ini, para perwira militer yang loyal kepada Soekarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta.

Di antaranya Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).

Mereka mendapat dukungan dari Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan Badan Intelijen PKI. Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.

Simpatisan pro PKI itu berencana "menculik" para jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden Soekarno.

Adapun ternyata rencana tersebut gagal total. Persiapan tidak dilakukan dengan matang. Para jenderal justru dibunuh.

Soeharto Ada di Mana?

Dalam kesaksiannya di Mahkamah Militer, Latief, kala itu menceritakan alasannya tidak memasukkan nama Soeharto. 

"Karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief seperti dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010).

Adapun Latief juga melapor ke Mayjen Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Langkah mengejutkan tersebut dilakukan Latief setelah laporannya, kala itu, tak ditanggapi oleh Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat.

Adapun Latief menyebut sudah beberapa kali mewanti-wanti adanya upaya kudeta oleh Dewan Jenderal.

Menurut Latief, Jenderal Soeharto ketika itu hanya bergeming mendengar informasi itu.

Bahkan di malam 30 September 1965, Soeharto memilih mengabaikan Latief yang menyampaikan rencananya menggagalkan kudeta.

Adapun Soeharto mengakui ia bertemu dengan Latief menjelang peristiwa G30S.

Namun Soeharto memberikan kesaksian yang berganti-ganti. Dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970 misalnya, Soeharto mengaku ditemui di RSPAD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965.

Saat itu, Soeharto tengah menjaga anak bungsunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sup panas.

Namun kata Soeharto, Latief tidak memberi informasi apa-apa, justru malah mau membunuhnya saat itu juga.


Kolonel Abdul Latief. (ist)

"Dia justru akan membunuh saya. Tapi karena saya berada di tempat umum, dia mengurungkan niat jahatnya itu," kata Soeharto. Namun dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi.

Puncaknya pada 11 Maret 1966. Soeharto yang kala itu menjabat Panglima Angkatan Darat mendapat mandat dari Soekarno untuk mengatasi keadaan.

Permintaan yang dikenal dengan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) itu membuka pintu bagi Soeharto untuk mengambil kekuasaan dari Soekarno. 

Dan peristiwa itu membuat Soeharto muncul sebagai pahlawan.

Soeharto pun sukses menumpas PKI dan menjadi presiden.


Presiden RI ke-2 Soeharto. (ist)

Kala itu, setidaknya sebanyak 500 ribu orang yang dituduh PKI atau simpatisannya, dihabisi di berbagai penjuru Indonesia.

Adapun, saat itu Latief merasa dikhianati oleh Soeharto.

"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto? Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief dalam kesaksiannya.

"Nyatanya, sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan. Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basuki Rachmat) kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno," kata Latief. (abs)


Eva Celia dan Demas Tampak Anggun dan Tampan Mengenakan Pakaian Adat Nusantara
Ternyata DN Aidit Cuma 'Anak Bawang' di PKI, Dua Orang Ini Dedengkot PKI Sebenarnya, Hubungan Langsung dengan Moskow

Putra Ridwan Kamil Wafat, Dubes Palestina Sampaikan Belasungkawa



Bikin Nangis, Seolah Mengerti Kakaknya Tiada, Ridwan Kamil Saksikan Arkana Ciumi Berkali-Kali Foto Almarhum Eril Ungkapkan Rasa Sayang Terdalam

Nyesek Lihatnya, Sambil Menggendong Arkana yang Menangis, Ridwan Kamil Berusaha Tegar Sambil Tatapi Foto Almarhum Eril


Saturday, 4 June 2022

Bacaan doa Sayyidul Istighfar:

Biasakan Baca Doa Ini Mulai Besok Pagi, Habib Novel Alaydrus: Bila Meninggal Masuk Surga


“Allaahumma anta rabbii laa ilaa ha’illaa anta khalaqtanii wa ana abduka wa anaa alaa ahdika, wawa’dika mastatha‘tu a uudzu bika min syarri maa shana’tu abuu ‘ulaka bini’matika alayya wa abuu ‘ubizdanbii faghfirlii fa innahu laa yaghfirudzunuu ba illaa anta.”

Artinya:

“Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang patut disembah hanya Engkau yang menjadikan aku. Aku hambaMu dan aku dalam genggamanMu, aku dalam perjanjian beriman dan berta’at kepadaMu sekedar kesanggupan yang ada padaku. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan yang aku perbuat. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui atas dosaku, aku mohon keampunanMu, tidaklah ada yang dapat mengampuni dosa seseorang, hanya Engkaulah hai Tuhanku.”***

Sunday, 22 May 2022

PENYAKIT SIHIR LAMA DIDERITAI AKAN MUSNAH DAN HANCUR

PENYAKIT SIHIR LAMA DIDERITAI AKAN MUSNAH DAN HANCUR

Surah Yunus 10:81-82
81 Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata, "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya." Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. 

82 Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).

Baca 41x (Malam)

فَلَمَّآ أَلْقَوْا۟ قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُم بِهِ ٱلسِّحْرُ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ سَيُبْطِلُهُۥٓ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ ٱلْمُفْسِدِينَ ٨١
وَيُحِقُّ ٱللَّهُ ٱلْحَقَّ بِكَلِمَـٰتِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُجْرِمُونَ ٨٢

Friday, 20 May 2022

Sebutlah Allah Allah dalam hatimu


Al-Quran Surah Al-A'raf


205
 Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.

Memuji Tuhan setiap masa

Zikir itu juga bermakna mengingat secara bahasanya.

Ini jelas seperti dalam surah Al-Baqarah, Allah berfirman: "Ingatlah kamu (berzikir) kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu." (Surah Al-Baqarah, ayat 152)

Berzikir kepada Tuhan itu dengan penyebutan nama-Nya.

Ini jelas apabila al-Quran menyatakan kepada manusia untuk menyebut nama Tuhan.

Maka ternyata nama Tuhan adalah Allah. Allah adalah Ismu Al-Zat. Ismu Rabb (Nama Tuhan) adalah Allah SWT.

Dalil ini jelas dalam al-Quran: "Dan sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati." (Al-Muzzammil, ayat 8)

Dalam sejarah peradaban manusiapun, para anbiya disuruh berzikir dengan penyebutan nama Allah ini.

Ini jelas tercatat dalam al-Quran apabila Allah berfirman kepada Nabi Zakaria AS supaya menyebut nama-Nya dan bertasbih sebanyak-banyaknya di waktu pagi dan petang.

Dalilnya adalah firman Allah: "…Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari." (Surah Ali Imran, ayat 41)

Maka sangat jelas manusia disuruh berzikir dengan nama Tuhan iaitu Allah dan disuruh bertasbih Subhanallah pada bila-bila masa sahaja.

Malah al-Quran dengan jelas dan terang menyuruh orang beriman berzikir dengan menyebut kalimah 'Allah'.

Firman Allah dalam al-Quran: "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (Surah Al-Ahzab, ayat 41)

Ayat berkenaan menganjurkan orang beriman untuk menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya.

Ayat surah Al-Ahzab ini dengan jelas tanpa takwilan dan tafsiran menyuruh untuk berzikir nama Allah sebanyak-banyaknya.

Selain daripada neraca dalil al-Quran, kita akan menemui beberapa hadis yang menyatakan zikir dengan penyebutan kalimah Allah itu mempunyai sandaran yang kuat.

Ini direkodkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim menyatakan: "Daripada Anas, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda: Kiamat tidak akan berlaku sehingga di muka bumi tidak disebut lagi: Allah, Allah." (Hadis Riwayat Muslim)

Malah salah satu tanda kiamat adalah apabila tiada lagi manusia berzikir kalimah Allah di atas muka bumi ini.

Maka jelas 'virus wahabi' yang melarang zikir Allah adalah salah satu daripada kemunculan Dajjal yang merupakan salah satu daripada tanda kiamat besar.

Jika kita meneliti tulisan kitab ulama silam, kita mendapati hampir keseluruhannya menyuruh umat Islam supaya berzikir dengan menyebut kalimah Allah.

Ini dapat dibuktikan apabila Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali menjelaskan kepada kita cara berzikir iaitu dengan penyebutan kalimah Allah sebagaimana berikut: "Maka sesungguhnya dasar daripada jalan tasawuf adalah makanan yang halal. Maka ketika itu terpenuhi, hendaknya seorang guru mentalqinkan kepada muridnya salah satu bentuk zikir sehingga lisan dan hatinya sibuk dengan itu. Ia duduk dan misalnya berkata: 'Allah, Allah' atau 'Subhanallah Subhanallah' atau redaksi lain yang diajarkan oleh gurunya." (al-Ghazali, Ihya' Ulum ad-Din, III, 77)

Daripada literasi kitab ulama muktabar, kita menemui zikir ini dengan kalimah Allah, SubhanAllah, Alhamdulillah, La ilaha Ilallah, Allahu akbar dan sebagainya.

Malah, Imam ar-Ramli yang juga ulama mujtahid mazhab Syafi'iyah menyatakan dalam kitab fatwanya mengenai zikir kalimah Allah mendapat pahala: "Imam ar-Ramli ditanya tentang ucapan seseorang di majlis zikir Allah, Allah di saat ia tersedar daripada keheningan zikirnya, apakah itu disebut zikir atau tidak? Dan bila tidak, apakah berpahala atau tidak? Ar-Ramli menjawab: "Ia mendapat pahala sebab berniat zikir." (ar-Ramli, Fatawa ar-Ramli, IV, 358)

Malah ulama zaman silam mengamalkan zikir Allah Allah ribuan kali.

Ini tercatat dalam kitab Turath ulama silam.

Al-Hafidz Az-Dzahabi ketika menulis biografi ulama bernama Ibnu Najiyah, beliau menjelaskan: Ibnu Asakir berkata bahawa putranya Ibnu Najiyah berkata: "Ayahku setiap waktu pagi dan malam ketika sakitnya mengucapkan Allah Allah sekitar 15,000 kali. Beliau selalu mengucapkan sampai ia redup." (Siyar A'lam An-Nubala' 15/110)

Jelas kepada kita ulama zaman silam melakukan zikir Allah sebanyak-banyaknya.

Maka mari kita sama-sama berzikir dengan Ismu Zat Allah sebanyak-banyaknya.

Di samping zikir Ismu Zat itu juga kita perbanyakkan zikir dengan ucapan tasbih Subhanallah, ucapan Tahmid Alhamdulillah, ucapan Tahlil La Ilaha Ilallah dan ucapan takbir Allahu akbar.

Biarkan 'virus wahabi' yang melarang zikir Allah, biarkan mereka dalam kegelapan yang nyata.

Ayat al-Quran berikut ini sudah cukup bermakna kepada pencinta Allah yang sentiasa melirikkan zikir Allah.

Maknanya: "Sebutlah Allah kemudian biarkanlah mereka bermain dalam kesesatannya." (Surah al An'am, ayat 91)

Secara kesimpulan zikir Allah itu mempunyai dalil dan hujah yang kuat daripada al-Quran, Sunah dan kitab Turath warisan Ulama Ahli Sunnah Wal Jamaah.

Penulis adalah Felo Pusat Naratif Menangani Ekstremisme, Institut Pengajian Islam dan Strategik (ISSI)

Disiarkan pada: June 17, 2020 @ 10:11am