Sunday, 16 November 2014

Makna Ayat mengikut kebanyakan orang

Makna mengikut kebanyakan orang

Posted on Februari 12, 2013 by Al-Faqir
Makna mengikuti kebanyakan orang dalam Qs.Al-An-am : 116

بسم الله الرحمن الرحيم
إنَّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلَّ له، ومن يضلل فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلاَّ الله وحده لا شريك له وأشهد أنَّ محمداً عبده ورسوله. فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد ، وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار .

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Rasulullah
صلي الله عليه وسلم Wa Ba’du :

Allah سبحانه و تعالي berfirman :

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ

“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Qs.Al-An’Am : 116)

Ayat Allah ini adalah ayat yang sangat populer di kalangan ahlul-bid’ah eksklusif mulai dari LDII, NII KW9 dan firqoh/sekte abu hamzah hingga kaum inkarus-sunnah (Qur’aniyyun). Dengan ayat ini mereka meyakin-yakinkan diri mereka supaya jangan mengikuti “kebanyakan” orang, karena orang banyak itu adalah orang-orang sesat.
LDII meyakini bahwa merekalah orang-orang yang benar yang jumlahnya hanya sedikit, sedangkan di luar mereka adalah orang banyak yang semuanya sesat. Keyakinan LDII ini ditentang keras oleh NII KW9 dan sekte abu hamzah.
NII KW9 menganggap justeru merekalah orang-orang yang benar yang jumlahnya memang sedikit itu, sedangkan orang-orang di luar mereka yang jumlahnya banyak adalah orang-orang kafir, termasuk LDII dan sekte abu hamzah. Anggapan NII KW9 ini tentu saja dibantah mentah-mentah oleh LDII dan sekte abu hamzah.
Sekte abu hamzah justeru menganggap bahwa hanya merekalah orang-orang yang beriman yang jumlahnya hanya sedikit itu, sedangkan di luar kelompok mereka yang jumlahnya banyak adalah orang-orang umum (orang kebanyakan) yang sesat dan kafir, termasuk LDII dan NII KW9.

Demikianlah, mereka masing-masing merasa sebagai yang sedikit dan mereka masing-masing merasa sebagai yang benar.

Apakah masih ada kelompok ‘Islam’ lain yang jumlahnya lebih sedikit lagi dari mereka?

Ada…

Yaitu kelompok yang dicetuskan oleh orang yang mengaku sebagai Nabi di Jawa dan Kalimantan dan sebuah kelompok di Jakarta yang membolehkan tukar-tukar pasangan. Pengikutnya hanya beberapa orang.
Apakah berarti mereka ini adalah orang-orang yang lebih lurus dan lebih benar lagi karena mereka jauh lebih sedikit jumlahnya dan (lebih) tidak seperti kebanyakan orang?

Tafsir Qs.Al-An’am : 116

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ

“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Qs.Al-An’Am : 116)

Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang kafir yang membantah Rasul dan orang-orang beriman tentang memakan bangkai. Mereka berkata : “Mengapa kalian memakan (binatang) yang kalian bunuh (sembelih) dan tidak memakan (binatang) yang dibunuh Allah secara langsung (maksudnya yang mati tidak disembelih orang, yaitu bangkai)?
Maka Allah berfirman : “Dan jika kamu menaati kebanyakan orang-orang yang ada dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah” yaitu jika kamu mentaati mereka dengan memakan bangkai, sungguh mereka telah menyesatkan kamu dari jalan Allah. (Tafsir Al-Baghawi, Juz 3, hal.181).

Dalam ayat ini Allah menggunakan bentuk mufrod (tunggal) untuk “kamu” yang berarti bahwa secara makna asalnya ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم . Jika Nabi mengikuti kebanyakan orang maka kebanyakan orang itu akan menyesatkan Nabi dari jalan Allah yang telah ditempuhnya. Sampai di sini maka haruslah jelas dulu bahwa sisi tinjau “jalan Allah”nya itu adalah jalan Allah yang telah ditempuh oleh Nabi صلي الله عليه وسلم , bukan ‘jalan Allah’ yang ditempuh oleh firqoh-firqoh yang justeru menyelisihi cara-cara yang telah ditempuh oleh Nabi.

Banyaknya orang memang bukan patokan suatu kebenaran.

As-Sa’di رحمه الله mengatakan di dalam tafsirnya : “Ayat ini menjelaskan bahwa kebenaran itu bukan karena banyak pendukungnya, dan kebathilan itu bukan karena orang yang mengerjakannya sedikit. Kenyataannya (memang) yang mengikuti kebenaran hanya sedikit, sedangkan yang mengikuti kemungkaran banyak sekali. (Tetapi) kewajiban bagi umat Islam adalah mengetahui yang benar dan yang bathil, lihatlah jalan yang ditempuh.” (Tafsir Kariimir-Rahman 1/270)

Akan tetapi orang yang sedikit bukan pula jaminan bahwa itu sudah pasti berada di atas kebenaran.

Makna أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ (kebanyakan orang di muka bumi) adalah manusia kebanyakan (mayoritas) baik pada masa dahulu maupun yang terkemudian di muka bumi ini (bukan hanya dengan ukuran satu komplek perumahan atau satu kampung atau satu kaum atau satu negara).
Orang-orang terdahulu kebanyakannya sesat, orang-orang sekarang juga kebanyakannya sesat, dan orang-orang yang akan datangpun kebanyakannya sesat.

Ibnu Katsir رحمه الله di dalam tafsirnya menyebutkan :
“Allah memberitahukan perihal kebanyakan penduduk bumi dari kalangan bani Adam bahwa mereka dalam keadaan sesat, seperti yang disebut dalam ayat lain, yaitu firman-Nya (yang artinya) : “Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) kebanyakan dari orang-orang yang terdahulu” (Qs.Ash-Shaffat : 71) dan firman Allah yang mengatakan (yang artinya) : “Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya” (Qs.Yusuf : 103)…” (Tafsir Ibnu Katsir Juz 8, Qs.Al-An’am:116)

Dari dulu hingga sekarang dan seterusnya, umumnya mayoritas penduduk bumi adalah bukan orang-orang beriman yang mengikut risalah kenabian (kecuali di masa-masa awal ummat manusia. Allahu A’lam). Mayoritas penduduk bumi selalu adalah orang-orang kafir (Pada masa sekarang seperti Nashrani, Yahudi, musyrikin, dan lain-lain adalah mayoritas penduduk bumi). Ini sebagaimana yang Allah sebutkan juga di ayat yang lain :

إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya ia (al Qur’an) benar-benar dari Robbmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” (Qs.Hud : 17)

Dan bentuk kesesatan kebanyakan orang yang dimaksud di Qs.Al-An’am : 116 adalah tidak mengambil petunjuk, memperturutkan persangkaan sendiri/zhon yang bathil dan berdusta terhadap Allah (ngarang-ngarang ajaran dengan akalnya dan kemudian membantah ajaran yang didatangkan kepada Nabi yang diutus).

Ibnu Katsir رحمه الله mengatakan :
“Mereka dalam kesesatannya itu tidak merasa yakin perihal mereka sendiri, melainkan mereka berada dalam dugaan (sangka-sangka) yang dusta dan perkiraan yang bathil.” (Tafsir Ibnu Katsir Juz 8, Qs.Al-An’am:116)

Ath-Thobari رحمه الله menjelaskan :
“…Dan jika kamu mentaati mereka kamu akan seperti mereka, karena mereka tidak mengajak kamu kepada petunjuk, bahkan mereka telah jatuh kepada kesesatan karena mereka hanya mengikuti dugaan (sangka-sangka) dan perkiraan belaka (tentang yang benar dan yang salah)…” (Tafsir Ath-Thobari 12/65)

Dalam ayat yang lain Allah سبحانه و تعالي berfirman :

وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak berguna sedikitpun untuk (menjadi) kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Qs.Yunus : 36)

Jadi, yang dimaksud dengan kebanyakan orang dalam Qs.Al-An’am : 116 adalah kebanyakan orang yang ada di bumi yang mempunyai pola sesat, yaitu tidak mau mengambil petunjuk, memperturutkan persangkaan sendiri/zhon yang bathil dan berdusta terhadap Allah (ngarang-ngarang ajaran dengan akalnya dan kemudian membantah ajaran yang didatangkan kepada Nabi (ini berdasarkan asbabun-nuzul ayat itu)). Pola mereka yang seperti ini membuat mereka sesat dan kafir, mendustakan kerasulan Muhammad صلي الله عليه وسلم .
Pola sesat dari kebanyakan orang di muka bumi inilah yang dilarangkan oleh Allah kepada Rasul dan juga kepada orang-orang beriman agar tidak diikuti. Jika diikuti, maka meskipun jumlahnya sedikit tetaplah dikatakan mengikuti orang kebanyakan (yaitu mengikuti pola-polanya) dan tetap bisa menjadi sesat bahkan bisa menjadi kafir…

Tanpa perlu dijelaskan lagi secara panjang lebar, sudah bisa disimpulkan tentang orang-orang yang sedikit yang ternyata malah mengikuti orang kebanyakan. Mereka itu hanya ribut-ribut sendirian padahal tidak mengerti apa yang mereka ribut-ributkan itu.
Lalu, adakah orang banyak yang mengikuti kebanyakan orang?
Tampaknya sama saja kedudukannya. Orang yang lebih banyak dari orang-orang yang sedikit itu juga dikatakan mengikuti kebanyakan orang jika dalam beragama hanya menyandarkan kepada sangka-sangka dan perkiraan bahwa ini bagus, itu jelek tanpa ada keterangan dari Allah dan RasulNya yang jelas bahwa ini memang bagus dan itu memang jelek. Bagus atau jelek dalam urusan agama bukan berdasarkan dugaan/sangkaan atau perkiraan, tapi berdasarkan hujjah yang jelas dari Allah dan Rasulnya. Allah dan RasulNya lebih tahu tentang hal itu.
Allahu A’lam.

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُوْلِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.

Al-Faqir, hamba Allah

No comments:

Post a Comment