Friday, 31 July 2015

Pendapat para ulama mengenai ulama Al Albani

Pendapat para ulama mengenai ulama Al Albani

“Al-Albani tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam menetapkan nilai suatu hadis, baik shahih ataupun dhaif. la telah mengubah hadis-hadis dengan sesuatu yang tidak boleh menurut ulama hadis…” (Al-Muhaddits Prof. Dr. Abdullah al-Ghimari, Guru Besar llmu Hadis di universitas-univesitas Maroko)

“Sayangnya, ada segelintir manusia akhir zaman, yang mana dia bukan seorang hafizh, bukan pula seorang hujjah apalagi seorang hakim, tetapi anehnya mereka berani bersuara lantang mengkritik dan menuduh sesat amal serta keputusan ulama-ulama hadits terdahulu“. Tengku zulkarnain

“Di kalangan salafi (wahabi), lelaki satu ini dianggap muhaddis paling ulung di zamannya. Itu klaim mereka. Bahkan sebagian mereka tak canggung menyetarakannya dengan para imam hadis terdahulu. Fantastis. Mereka gencar mempromosikannya lewat berbagai media. Dan usaha mereka bisa dikata berhasil. Kalangan muslim banyak yang tertipu dengan hadis-hadis edaran mereka yang di akhirnya terdapat kutipan, “disahihkan oleh Albani, ”. Para salafi itu seolah memaksakan kesan bahwa dengan kalimat itu Al-Albani sudah setaraf dengan Imam Turmuzi, Imam Ibnu Majah dan lainnya.“ Forsan salaf

“Kaum Salafi & Wahabi menganggap sepertinya al-Albani adalah ahli hadis yang sangat menguasai bidangnya, sehingga bagi sebagian mereka seperti ada kepuasan hati ketika sudah mengetahui pendapat al-Albani tentang hadis yang mereka bahas, dan seolah mereka sudah mencapai hasil penilaian final saat menyebutkan “hadis ini dishahihkan al-Albani” atau “al-Albani mendha’ifkan hadis ini”.Daarul mukhtar

“Seorang Al-Albani ketika membaca Quran dan Sunnah, lalu dia pun berjtihad dengan pendapatnya. Apa yang dia katakan tentang Quran dan Sunnah, pada hakikatnya adalah hasil ijtihad dan ra’yu dia sendiri. Sumbernya memang Quran dan Sunnah, tapi apa yang dia sampaikan semata-mata lahir dari kepalanya sendiri. Sayangnya, para pendukung Al-Albani diyakinkan bahwa yang keluar dari mulut Al-Albani itulah isi dan makna Quran yang sebenarnya. Lalu ditambahkan bahwa pendapat yang keluar dari mulut para ulama lain termasuk pada imam mazhab dianggap hanya meracau dan mengada-ada. Naudzu billahi min dzalik“.Mutiara zuhud.pent

Perhatikan Wahabi !!

Sebetulnya, kapasitas pria yang lahir di kota Ashkodera, negara Albania tahun 1914 M ini sangat meragukan. Bahkan ketika ia diminta oleh seseorang untuk menyebutkan 10 hadis beserta sanadnya, ia dengan enteng menjawab, “Aku bukan ahli hadis sanad, tapi ahli hadis kitab.”

Berarti dia diragukan kelayakannya disebut sebagai Muhaddits, karena yang disebut Muhaddits adalah orang yang mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para rawi hadits. Albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil dari sisa buku-buku hadits yang ada di masa kini.

Kita bisa lihat Imam Ahmad bin Hanbal yang hafal sejuta hadits berikut sanad dan hukum matannya, hingga digelari huffadhuddun-ya (salah seorang yg paling banyak hafalan haditsnya di dunia). Sedangkan Al bani hanya sempat menulis sekitar 20.000 hadits dari hadits sebanyak itu. Maka 980.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman.(ingat, ia menulis bukan menghapal !!)

Imam Bukhari hafal 600.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya dimasa mudanya, namun beliau hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits saja pada shahih Bukhari dan beberapa kitab hadits kecil lainnya, dan 593.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman. Demikian muhaddits-muhadits besar lainnya, seperti An-Nasa’i, At-Tirmidziy, Abu Dawud, Muslim, Ibn Majah, Imam As-Syafi’i, Imam Malik dan ratusan muhaddits lainnya.

Muhaddits adalah orang yang berjumpa langsung dengan perawi hadits, bukan berjumpa dengan buku buku. Albani hanya berjumpa dengan sisa-sisa buku hadits yang ada masa kini.!!

No comments:

Post a Comment