Debat Syekh Said Ramadan Al Buti Dan Syekh Al albani
word is louder then voice
Tuesday, 28 October 2025
Saturday, 25 October 2025
Di-mana Allah?
Di-mana Allah?
Di-mana Allah ?
Apakah Allah di Langit?
Apakah dalilnya?
Mihraj Nabi bertemu Allah dilangit.
Dalam ayat pertama Surah Al 'Isra'
Untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami.
Kekuasaan Allah: Isra Mi'raj menjadi bukti kekuasaan Allah SWT dan memberikan kesempatan bagi Nabi untuk melihat tanda-tanda kebesaran-Nya,
ada dua pesan perihal tujuan di balik adanya peristiwa itu, yaitu untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah, sebagaimana penjelasan surat Al-Isra’ ayat pertama dan An-Najm ayat 18 tersebut. Lantas, apa saja tanda-tanda kebesaran Allah yang diperlihatkan kepada nabi tersebut?
Sayyid ath-Thanthawi dalam kitab tafsirnya menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan tanda-tanda kebesaran Allah pada ayat di atas adalah setiap sesuatu yang agung nan mulia, dan tidak bisa dicerna oleh akal manusia dan tidak pula bisa dijelaskan oleh siapa saja yang melihatnya.
Hal itu tidak lain selain untuk menunjukkan betapa mulianya Nabi Muhammad di sisi Tuhannya, sekaligus untuk menambah keyakinannya dalam menyampaikan risalah dan amanah-Nya.
Apakah Rasulullah Melihat Allah?
Di antara pembahasan yang tidak bisa lepas dari Isra’ Mi’raj adalah perihal apakah Rasulullah mampu melihat Allah atau tidak? Dalam hal ini, para ulama masih berbeda pendapat, ada yang mengatakan bahwa Rasulullah mampu melihat Allah dengan penglihatannya, dan ada pula yang mengatakan tidak demikian.
Sayyid Syihabuddin Mahmud bin Abdullah al-Husaini al-Alusi (wafat 1270 H) dalam tafsirnya dengan tegas mengatakan bahwa Rasulullah tidak melihat Allah pada peristiwa itu. Sebab, nash ayatnya; baik surat Al-Isra’ maupun surat An-Najm, dengan sangat jelas memberikan isyarat bahwa Allah swt hanya memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya, bukan Dzat-Nya. (Al-Alusi, Ruhul Ma’ani fi Tafsiri Al-Qur’an was Sab’il Matsani, [Beirut, Darul Ihya’ at-Turats: 1415), juz XV, halaman 13).
Sedangkan pendapat sahabat Ibnu Abbas, Ikrimah dan Ka’bul Akhbar, sebagaimana dikutip Imam Abu Hayyan al-Andalusi, bahwa Rasulullah melihat Allah pada peristiwa itu.
Akan tetapi pernyataan ini dipatahkan oleh riwayat Sayyidah Siti Aisah, bahwa suatu saat ia bertanya kepada Rasulullah perihal tanda-tanda yang dilihatnya pada malam Isra’ Mi’raj, ternyata Rasulullah menjawab, bahwa tanda-tanda itu adalah Malaikat Jibril (bukan Allah). (Al-Andalusi, Tafsir al-Bahrul Muhith, [Beirut, Darul Fikr: 1420], juz VIII, halaman 156).
Dari dua pendapat di atas, pendapat manakah yang lebih layak untuk diyakini dan diikuti? Imam Nawawi mengatakan bahwa pendapat yang lebih unggul adalah yang mengatakan bahwa Rasulullah melihat Allah dengan kedua matanya yang mulia,
فَالْحَاصِلُ أَنَّ الرَّاجِحَ عِنْدَ أَكْثَرِ الْعُلَمَاءِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّ الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَأَى رَبَّهُ بِعَيْنَىْ رَأْسِهِ لَيْلَةَ الْاِسْرَاءِ
Artinya, “Alhasil, (pendapat) yang unggul menurut mayoritas ulama, bahwa Rasulullah saw melihat Tuhannya dengan kedua mata kepalanya pada malam Isra’.” (Imam Nawawi, Syarhun Nawawi alal Muslim, [Beirut, Darul Ihya’ at-Turats: 1392], juz III, halaman 5).
Senada dengan pendapat Imam Nawawi di atas, Syekh Nawawi Banten juga menyatakan bahwa Rasulullah melihat Allah. Akan tetapi, yang dimaksud dengan “melihat” pada peristiwa itu tidak sebagaimana melihatnya manusia pada umumnya.
Menurutnya, pada peristiwa Isra’ dan Mi’raj Allah memberikan kekuatan pada kedua mata Rasulullah agar mampu melihat-Nya dengan penglihatan yang suci dan layak dengan Dzat-Nya Yang Mahasuci.
Syekh Nawawi juga mengutip pendapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa yang melihat kepada Allah bukan kedua mata Rasulullah, akan tetapi hatinya. Allah memberikan kekuatan kepada hatinya agar bisa melihat-Nya sebagaimana penglihatan mata. (Syekh Nawawi, Nurud Zhalam Syarah Manzhumati ‘Aqidatil ‘Awam, [Darul Hawi: 1416 H/1996 M], halaman 152).
Demikian penjelasan singkat seputar peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang dilakukan oleh Rasulullah.
Di-mana Allah? Allah tidak bertempat
Friday, 24 October 2025
9 Amalan Sukses Jalur Langit
9 Amalan Sukses Jalur Langit
Thursday, 23 October 2025
Ayat penunduk Dan ilmu hitam, sihir
Ayat penunduk Dan ilmu hitam, sihir
Wednesday, 22 October 2025
Sunday, 19 October 2025
Amalan bacaan surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas (Al-Muawwidzatain)
Amalan bacaan surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas (Al-Muawwidzatain)
Cara-cara membaca dan menyapu badan
Baca surah-surah: Baca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas sekali berturut-turut.
Hembuskan ke tapak tangan: Hembuskan nafas ke kedua-dua tapak tangan anda.
Sapu seluruh badan: Sapukan kedua-dua tapak tangan ke seluruh badan anda, bermula dari kepala, wajah, dan seterusnya ke seluruh anggota badan.
Ulangi tiga kali: Ulangi proses bacaan, hembusan, dan sapuan ini sebanyak tiga kali.
Kelebihan amalan ini
Perlindungan dan penyembuhan: Amalan ini disunatkan untuk dilakukan sebelum tidur atau ketika sakit untuk memohon perlindungan dan keberkatan dari Allah S.W.T..
Amalan Nabi Muhammad S.A.W: Ini adalah amalan yang diamalkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. sendiri apabila baginda sakit.
Saturday, 18 October 2025
Subscribe to:
Comments (Atom)