Monday 9 May 2016

Jauhi Berprasangka

"Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan, maka (perbuatan) itu tidak diterima."

Apa dia yakni apa maksud perbuatan yang tidak kami perintahkan kalau dikerjakan tidak akan diterima?

Apakah mengerjakan amalan Tahlil
itukah yang dimaksudkan? Atau perbuatan sedekah dalam bentuk perbuatan Tahlil yang dibuat dengan harapan agar pahalanya dapat disedekahkan pada simati?

QS: 5. Al Maa’idah 35.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan CARILAH JALAN yang MENDEKATKAN DIRI kepada-Nya, dan ber’JIHAD’lah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

Apa makna carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya?

Dalam hadits dijelaskan, bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda,

"Perbaharuilah imanmu!

Seorang sahabat bertanya,

"Wahai Rasulullah, bagaimana cara memperbaharui iman?

Beliau menjawab,

"Perbanyaklah tahlil!"

(QS. Al Hasyr: 10)
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang“.”

Allah Ta’ala berfirman.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-car kesalahan orang lain” [Al-Hujurat : 12]

Kenapa Rasul menyuruh (perintah) memperbaharui iman adalah
supaya kita sentiasa berada dalam makam  orang yang beriman- keadaan dimana menghampiri diri kita dengan Allah.

Hadits Qudsi

Hadits Ke – 20: Dari Abu Hurairah r.a., bahwasannya Rasulullah saw telah bersabda,

“pintu – pintu surga dibuka pada hari senin dan hari kamis, maka diampunilah setiap hamba yang tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali seorang laki-laki yang diantaranya dan saudaranya bermusuhan, maka dikatakan kepadanya, tundalah hingga keduanya berdamai, tundalah hingga keduanya berdamai, tundalah hingga keduanya berdamai ”. 

(hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Malik dan Abu Dawud.)

1. pintu – pintu surga dibuka pada hari senin dan hari kamis diampunilah setiap hamba yang tidak mensekutukan Allah

2. Ditunda keampunan sehingga kedua-dua mereka berdamai.

Hadits Ke – 25: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla berfirman, 

Siapa yang memusuhi seorang kekasihku, maka Aku menyatakan perang kepadanya, dan tiada mendekat kepadaku seorang hambaku, dengan sesuatu yang lebih Kusukai daripada melaksanakan kewajibannya, dan selalu hambaKu mendekat kepadaku dengan melakukan sunnah – sunnah sehingga Aku sukai, maka apabila Aku telah kasih kepadanya, Akulah yang menjadi pendengarannya, dan penglihatannya, dan sebagai tangan yang digunakannya dan kaki yang dijalankannya, dan apabila ia memohon kepadaku pasti kukabulkan dan jika  perlindung kepadaku pasti kulindungi” (Hadits riwayat Bukhari.)

Perkara-perkara Yang disukai Allah

1.Melaksanakan Kewajibannya
2. Melakukan Sunnah-sunnah

Malaikat2 hadhir dimajlis zikir

Hadits Ke – 14: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Nabi saw bersabda,

sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta’ala (Maha Memberkati dan Maha Tinggi) memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis dzikir.

Apabila mereka mendapati satu majelis dzikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia.

Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit.

Beliau melanjutkan:

Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka:

Dari manakah kamu sekalian?

Mereka menjawab:

Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan[Tasbih], mengagungkan [Takbir], membesarkan [Tahlil], memuji [Tahmid] dan memohon kepada Engkau.

Allah bertanya lagi:

Apa yang mereka mohonkan kepada Aku?

Para malaikat itu menjawab:

Mereka memohon surga-Mu.

Allah bertanya lagi:

Apakah mereka sudah pernah melihat surga- Ku?

Para malaikat itu menjawab:

Belum wahai Tuhan kami.

Allah berfirman:

Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku?

Para malaikat itu berkata lagi:

Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu.

Allah bertanya:

Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku?

Para malaikat menjawab:

Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami.

Allah bertanya:

Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku?

Para malaikat menjawab: Belum.

Allah berfirman:

Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku?

Para malaikat itu melanjutkan:

Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu.

Beliau bersabda, kemudian Allah berfirman:

Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan.

Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata:

Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berdzikir bersama mereka.

Beliau berkata,

lalu Allah menjawab:

Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka.

(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Bukhari at-Tirmidzi dan an-Nasa’i.)

Hadits Ke – 31: Diriwayatkan dari Jundub r.a., bahwa Rasulullah saw diberitakan bahwa seseorang berkata,

“Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni fulan”,

dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

“siapakah yang telah bersumpah dengan nama-Ku, bahwa aku tidak akan mengampuni fulan, sesungguhnya aku benar-benar mengampuni fulan, dan Aku membatalkan amal-amalmu”,

atau seperti perkataan/sabda yang serupa kalimat tersebut. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim.)

Hadits Ke – 32: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw, beliau bersabda,

seorang laki-laki yang telah berbuat melampau batas atas dirinya sendiri, maka ketika ajalnya akan datang, dia berwasiat kepada anaknya, kemudian dia berwasiat:

Ketika aku telah mati, bakarlah (jasad) aku, kemudian hancurkanlah sampai halus, selanjutnya sebarkanlah abu (jasad) ku di udara di laut, karena, demi Allah seandainya Allah menetapkan kepadaku untuk mengadzabku, Dia akan mengadzabku dengan adzab yang belum pernah ditimpakan kepada seorangpun (selainku). Maka mereka melakukan apa yang diwasiatkan kepadanya. Kemudian Allah berfirman kepada bumi, Kumpulkanlah apa yang telah kamu ambil, maka ketika lelaki itu berdiri (dibangkitkan kembali),

selanjutnya Allah berfirman,

“Apa yang mendorongmu untuk melakukan perbuatan tersebut?”,

lelaki itu menjawab,

“karena aku takut ( خشي ) kepada-Mu wahai Tuhanku, (dalam kalimat lain: karenat aku takut kepada-Mu dengan menggunakan خائف )”.

maka Allah pun mengampuni lakilaki tersebut disebabkan hal tersebut (karena rasa takut kepada Allah). 

(Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari, an-Nasa’i dan Ibn Majah.)

Hadits Ke – 33: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.,

dari Nabi saw, salah satu dari yang di wahyukan dari Tuhannya ‘Azza wa Jalla, adalah sabdanya,

“telah berbuat dosa seorang hamba dengan suatu perbuatan maksiat/dosa, kemudian dia berkata,

Ya Tuhanku ampunilah bagiku dosaku.

Maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,

‘hambaku telah berbuat dosa dengan suatu perbuatan dosa, dan dia mengetahui bahwa Tuhannya maha mengampuni dosa dan menghukum perbuatan dosa.’,

kemudian hamba tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdoa (lagi) yaitu:

Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku.

Maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,

‘hambaku melakukan perbuatan dosa, dan dia mengetahui bahwa Tuhannya mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa’.

Kemudian hamba tersebut berbuat dosa kembali, dan kemudian berdoa kembali yaitu:

Tuhanku, ampunilah bagiku dosaku,

maka Allah tabaraka wa ta’ala berfirman,

‘hambaku telah berbuat dosa, dan dia tahu , dia memiliki Tuhan yang Mengampuni dosa dan mengadzab perbuatan dosa. Lakukanlah apa yang kamu kehendaki, karena aku benar-benar telah mengampunimu’ ”. 

(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari.)

Hadits Ke – 34: Diriwayatkan dari Anas r.a., beliau berkata,

aku mendengar Rasulullah saw bersabda,

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Wahai anak cucu Adam, sesungguhnya bagimu apa yang kamu pintakan kepadaku dan kamu mohonkan kepadaku, aku mengampunimu atas apa yang ada padamu dan aku tidak memperdulikannya (berapa besar dan banyak dosa yang ada padamu), wahai anak adam, seandainya engkau datang denga dosa-dosamu sebanyak awan di langit, kemudian engkau memohon ampunanku, maka aku mengampunimu, wahai anak cucu Adam, sesungguhnya seandainya engkau datang kepadaku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemuiku dengan tanpa menyekutukanku sama sekali, maka kutemui engkau dengan ampunan sejumlah itu pula”. 

(Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan begitu juga oleh Imam Ahmad, dan sanadnya Hasan.)

No comments:

Post a Comment